Pesan di Khutbah Jumat, Kepala KUA Mangoli Utara; Bijak Sikapi Hasil dan Takdir PILKADA
29 Nov 2024 | 256 | Penulis : Humas APRI Kepulauan Sula| Publisher : Biro Humas APRI Maluku Utara
Paska pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) pada 27 November 2024 masih menyisakan tensi politik yang rada-rada panas. Dalam menyikapi situasi ini, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Mangoli Utara Rauf Likuwatan, S.HI mengambil langkah ikhtihar untuk paling tidak bisa meredakan potensi gejolak politik di masyarakat. Satu langkah yang dilakukan adalah memformulasikan aksi nyata dari surat edaran Kepala Kantor Kementerian Agama Kepulauan Sula terkait 3 (tiga) Point Himbauan Kepada Tokoh Agama dan Masyarakat Pasca Pelaksanaan PILKADA serentak. Satu bentuk formulasi aksi nyata dalam bentuk himbauan di Mimbar Khutbah Jumat.
Oleh karena itu, Kepala KUA melakukan penyusunan materi Khutbah Jumat untuk dibawakan secara seragam di semua Masjid pada tanggal 29 November 2024, yang berjudul "Bersikap pada Hasil dan Takdir Pilihan Pilkada" sebagai upaya meredakan situasi yang ada cooling down.
Dalam khutbahnya di Masjid Al-Muslim Dusun I Desa Falabisahaya, Kepala KUA menekankan 3 (Tiga) cara menentukan sikap setelah kita mendapatkan hasil seorang pemimpin baru dari proses pilkada ini.
Sikap pertama menurut Kepala KUA adalah "kita harus menunjukkan kelapangan hati bahwa pemimpin terpilih adalah atas takdir dari Allah swt", ungkap Rauf. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. At Taghabun Ayat 11, Allah SWT berfirman:
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن یُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ یَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣱ
Artinya: "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At Taghabun:11)
Oleh karena itu, " apapun pilihan kita, jika tidak menang maka jangan dianggap adalah sebuah bencana. karena setiap hasil apapun telah tertuang dalam Lauhulmahfuz", terang Rauf. Dalam QS. Al Hadid:22-23, Allah SWT berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ * لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Artinya: "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (LauhulMahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah, agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri."
"Perihal hasil mau menang atau kalah dalam pemilu memang telah masuk dalam takdir dari Allah SWT. Orang beriman pasti akan menerimanya dengan lapang dada atas keputusan terbaik dari-Nya". Tegas Rauf Likuwatan yang juga penghulu ahli madya ini.
Sikap kedua, menurut Kepala KUA adalah senantiasa melantunkan doa dan upaya terus bertawakkal kepada Allah SWT. " Sudah ada pesan dari QS.Ath Thalaq:3 agar kita harus bersikap tawakkal selalu sehingga pemimpin yang baru terpilih ini bisa lebih amanah dalam tugasnya", ungkap Rauf Likuwatan. hal ini berdasrkan firman Allah SWT :
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: "Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS. Ath Thalaq:3)
Sedangkan sikap ketiga menurut Kepala KUA adalah bahwasanya " kita harus tetap menunjukkan sikap kedewasaan diri demi mempererat tali persaudaraan. Meski setiap individu memiliki pilihannya masing-masing". ujarnya
Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim menerangkan orang tidak beriman telah memutuskan persaudaraan, Rasulullah SAW bersabda:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari & Muslim)
"Perbedaan memang terkadang menjadi faktor pemicu pemecah belah bangsa, dimana yang tadinya masyarakat bersatu kemudian harus saling bermusuhan akibat perbedaan pilihan pemimpin disaat PILKADA". lanjut Rauf. sehingga untuk itu, "kita harus berpegang teguh untuk tetap bersatu meski berbeda pilihan agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah yang telah tertanam sejak dulu" pungkas Kepala KUA ini diakhir Khutbahnya.
Putri Lampung Timur Juara MTQ Internasional!
03 Feb 2025
ASN KUA Benakat Tanda Tangan Fakta Integritas
30 Jan 2025
Cinta Terhalang Banjir
30 Jan 2025