Selembar Catatan Tut Wuri Handayani dari Penghulu
26 Nov 2024 | 38 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Indonesia Memerlukan Guru yang Mampu Menjalankan "Tut Wuri Handayani"
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, keberagaman, dan potensi yang luar biasa. Dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, tanah air kita dihuni oleh anak-anak bangsa yang memiliki impian dan harapan yang tinggi. Namun, di balik segala potensi yang ada, kita tahu bahwa tantangan terbesar bangsa ini adalah bagaimana mewujudkan cita-cita tersebut dalam kenyataan. Dan untuk itu, kita memerlukan satu kunci utama: pendidikan.
Namun, pendidikan di Indonesia bukan hanya sekadar proses mengajar-mengajar atau mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa. Pendidikan Indonesia haruslah sebuah proses yang membentuk karakter, mengembangkan potensi, dan melahirkan generasi yang siap menghadapi masa depan. Untuk itu, Indonesia membutuhkan guru-guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mampu menjalankan dan menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam falsafah pendidikan bangsa: Tut Wuri Handayani.
"Tut Wuri Handayani" adalah semboyan yang sangat mendalam. Secara harfiah, artinya adalah "di belakang memberi dorongan". Ini adalah filosofi yang menggambarkan peran seorang guru yang sejati. Seorang guru bukan hanya berdiri di depan kelas, mengajar dengan otoritas dan kekuasaan. Seorang guru yang menjalankan Tut Wuri Handayani adalah sosok yang mendorong dan menginspirasi murid-muridnya untuk maju, untuk berpikir kritis, untuk berani mengambil langkah, dan yang lebih penting, untuk tidak pernah takut gagal.
Di era modern ini, kebutuhan akan guru yang mampu menjalankan Tut Wuri Handayani semakin mendesak. Dunia berkembang dengan sangat cepat, dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda Indonesia semakin kompleks. Oleh karena itu, guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk menjadi pembimbing, motivator, dan fasilitator yang mampu mengarahkan dan menginspirasi para siswa untuk menggali potensi terbaik mereka.
Namun, menjadi seorang guru yang menjalankan Tut Wuri Handayani bukanlah perkara mudah. Guru harus memiliki lebih dari sekadar kemampuan mengajar; mereka harus memiliki visi yang jelas tentang pendidikan yang mereka jalani, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Sebagai contoh, di tengah revolusi digital dan perkembangan teknologi yang pesat, seorang guru dituntut untuk tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga untuk mengajarkan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan keterampilan teknologi.
Di sinilah peran Tut Wuri Handayani begitu penting. Seorang guru yang mengerti betul filosofi ini akan selalu ada di belakang muridnya, memberi dorongan dan kepercayaan diri, namun tidak untuk mengendalikan atau mengekang. Mereka adalah pendorong yang memastikan bahwa setiap anak mampu mengarungi tantangan hidupnya dengan kepala tegak dan hati yang penuh semangat. Mereka akan mengajarkan bukan hanya apa yang benar, tetapi bagaimana menjadi orang yang berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas pilihan-pilihannya.
Menghadapi realitas Indonesia yang begitu luas dan beragam, dari desa hingga kota, dari pelosok terpencil hingga pusat peradaban, kita tidak bisa berharap satu jenis pendidikan yang sama untuk semua anak bangsa. Di berbagai daerah, baik di kota besar maupun daerah terpencil, tantangan yang dihadapi bisa sangat berbeda. Namun, guru yang menjalankan Tut Wuri Handayani akan selalu siap menyesuaikan diri dengan kondisi setempat, memberi dorongan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan potensi setiap anak didiknya.
Namun, meskipun peran guru begitu penting, tidak bisa dipungkiri bahwa guru di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Dalam banyak kasus, masih banyak guru yang bekerja dalam kondisi yang kurang ideal, dengan fasilitas yang terbatas, dan dalam situasi yang penuh dengan tekanan. Namun, meskipun begitu, banyak dari mereka yang tetap berjuang tanpa kenal lelah, menunjukkan ketulusan dan dedikasi yang luar biasa. Inilah ciri khas guru Indonesia, yang sejatinya menjalankan Tut Wuri Handayani dalam bentuk yang sangat mulia: memberikan dorongan dan inspirasi kepada para siswa meski dengan segala keterbatasan.
Tentu saja, untuk bisa menjalankan peran ini secara maksimal, guru juga membutuhkan dukungan yang memadai. Pemerintah, masyarakat, dan semua pihak harus bersatu untuk memastikan bahwa guru mendapatkan pelatihan yang baik, kesejahteraan yang layak, dan fasilitas yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Karena, tanpa dukungan yang cukup, mustahil bagi guru untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak bangsa.
Selain itu, kita juga perlu memperkuat penghargaan terhadap profesi guru. Di banyak negara maju, profesi guru dianggap sebagai salah satu profesi yang paling terhormat dan dihargai, karena mereka adalah pembentuk masa depan bangsa. Di Indonesia, meskipun sudah ada banyak langkah menuju penghargaan yang lebih baik bagi guru, kita masih perlu melangkah lebih jauh untuk memastikan bahwa guru benar-benar dihargai, diberdayakan, dan mendapatkan peran yang selayaknya.
Indonesia membutuhkan guru yang mampu menjalankan Tut Wuri Handayani karena hanya melalui guru yang hebatlah, kita bisa mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga kuat secara karakter, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global. Guru yang bisa menginspirasi dan memberikan dorongan, yang bisa memberikan ruang bagi para siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka, tanpa mengekang kreativitas atau kebebasan berpikir mereka. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus berkomitmen untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung tumbuhnya guru-guru hebat, yang dapat mewujudkan visi Tut Wuri Handayani dalam setiap langkah perjalanan pendidikan kita.
Karena pada akhirnya, Indonesia yang kuat tidak hanya dibangun oleh gedung-gedung tinggi atau infrastruktur yang megah. Indonesia yang kuat dibangun oleh generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan penuh semangat, yang semuanya dimulai dari tangan-tangan para guru kita. Seperti kata Bung Karno, "Give me ten young men and I will change the world". Tetapi, jika kita ingin mengganti dunia ini, kita memerlukan lebih dari sepuluh pemuda—kita memerlukan guru-guru hebat yang memberi dorongan kepada mereka untuk mewujudkan impian dan harapan besar itu. " Team Humas APRI LAM-TIM"
Putri Lampung Timur Juara MTQ Internasional!
03 Feb 2025
ASN KUA Benakat Tanda Tangan Fakta Integritas
30 Jan 2025
Cinta Terhalang Banjir
30 Jan 2025