PMA Nomor 22 Tahun 2024 tentang Pencatatan Pernikahan
09 Oct 2024 | 19605 | Penulis : Biro Humas PP APRI| Publisher : Biro Humas PP APRI
PMA Nomor 22 Tahun 2024 tentang Pencatatan Pernikahan
Apakah per januari 2025, masih boleh melaksanakan akad nikah di hari sabtu (diluar jam kerja) yang dilaksanakan di luar Kantor Urusan Agama?
kaitanya dengan pasal 11 ayat 3 PMA nomor 22 tahun 2024 kn isinya tentang perwakilan oleh calon pengantin laki-laki pada orng lain. Dalam praktiknya, bagaimana redaksi Ijab Qabul yang pengantin laki-lakinya diwakilkan pada orng lain?
Utk mencari hari H akad nikah ada Jawa rumit pak serta jika yg nikahkan ASN perlu cuti dll, jika Sabtu Minggu TDK perlu cuti, terus jika Sabtu Minggu tidak melayani orang Islam jika nikah ke gereja , ya atau nikah ke p kyai dulu
Menikah adalah ibadah ttp mencari pasangan hidup yg ridho ikhlas menerima pasangannya dengan konsekuensi tugas yg diamanahkan apakah bisa diterima kestiqohannya secara pasti berketetapan hukum jelas. Jazakumullah khair
Dalam Islam yg menikahkan mempelai adalah ayah dari mempelai perempuan, atau walinya. Penghulu itu sekadar sebagai pencatatan nikah. Harus dinormalisasi ayah /wali yg menikahkan anak perempuannya sendiri. Kemudian dicatatkan ke KUA.
terima kasih PP APRI sudah mempublis PMA baru ini dengan sangat cepat
Walau pun make Sabtu Minggu kan konsomen tetep bayar 600 ribu
Penghulu seperti PLN, kalau baik gak ada yang memuji...ketika gak memenuhi selera dihujat rame-rame. Alhamdulillah akhirnya muncul aturan kerja seperti ASN yang lain. hari libur bisa libur. berpuluh puluh tahun tidak ada hari libur bagi Penghulu.
Mustinya hari Sabtu & Ahad tetap dilayani, walaupun akte nikahnya akan dikeluarkan pada hari kerja. Mungkin mentrinya belum pernah mantu, dikira menentukan kesepakatan hari pernikahan itu semudah bikin akta jual beli ?
Bener banget, gampang banget ngerubah putusan, padahal dibalik pernikahan banyak yang perlu dipersiapkan berbulan bulan, lagian juga dihari libur tetep bayar kan, kalo mau di sosialisasikan jangan mendadak, minimal 2 tahun akan diterapkan, jadi catin yg akan merencanakan bisa mempersiapkan
Pasal 16 sedikit rancuh, seharusnya ad ayat 3 untuk lebih meluruskan maksud dari pasal tersebut
pasal 16 sangat jelas tanpa penjelasan.
. Pasal 16 ayat 1 disamarkan oleh ayat 2 nya Seharusnya ada pasal 3 nya , yg menyebutkan dg alasan apapun TERLARANG PERNIKAHAN DILANGSUNGKAN DILUAR HARI KERJA DAN DILUAR JAM KERJA krn jk pasal penegasan ini ( 3 ) gak ada pasal 1 akan dijadikan transaksi , pelaksanaan pernikahan diselain hari kerja dan selain jam kerja WANI PIRO ini bukti atasan masih sayang sama anak buah dg memberi peluang anak buah bermain dg kata-2 yg menambah pundi-pundi Wallaahu A'lam Maaf atas semuanya dan trmksh banyak
Pejabat sdh habis umurnya kok buat aturan strategis yg isinya gak lengkap shg timbul multi penafsiran Ada apa dg dia Ttg pernikahan di hari kerja dan jam kerja isi pasalnya gak lengkap tanpa penjelasan situasional lainnya yg malah bisa dijadikan transaksional Wani Piro , kalau nyerempet-2 psl 16 ayat 1 nya krn ayat 2 nya dibiarkan liar tergantung persepsi para pihak Allaahu A'lam Maaf atas semuanya dan trmksh banyak
1. Klo dibuat aturan yg mutlak melarang pernikahan diluar KUA dan diluar hari/jam kerja, melanggar hak warga negara yg dijamin dlm konstitusi. 2. Biaya nikah di luar KUA dan diluar hari/jam kerja sudah diatur dlm PP 48 Tahun 2014 sebesar 600rb yg disetor ke kas negara. Jd jgn bersuudzon
Setuju
bunyi pasalnya jelas. 1. nikah di kantor KUA pada hari dan jam kerja. 2. bisa dilaksankan di luar KUA, tetapi tetep pada hari dan jam kantor.
Sepertinya pasal 13 ayat 3 memberikan peluang kepala KUA boleh dijabat oleh non-pemghulu dan atau oleh seorang perempuan?
Betul
Kalau masa jabatan mau habis, baiknya jangan mengubah² aturan atau membuat keputusan strategis.
Bisa jadi pasal 16 indikasi kuat, upaya menghilangkan insentif jasa profesi penghulu, kalo ini terjadi maka ini adalah langkah mundur dari upaya untuk meningkatkan mutu layanan nikah, peningkatan SDM penghulu yg profesional dan upaya menghilangkan pungli dan gratifikasi. 🙏🙏
Sudah menjadi sunnatullah biasanya untuk melesat lebih jauh diperlukan langkah mundur untuk ancang ancang, laksana anak panah pada busurnya, penghulu sdh terbiasa diterpa pasang surutnya gelombang regulasi tapi tetap kokoh dan eksis dimata masyarakat. Itu karena pelayanan prima yang kita suguhkan buat mereka, sudah bukan hal yg aneh menerobos hutan belantara menyebrang sungai, tertatih menyusuri pematang hamparan sawah itu semua demi terlayaninya hajat masyarakat yg sudah tentu kehadiran penghulu adalah hal yg sakral dimata mereka. Hidup APRI... tetap semangaaaat
Regulasi selalu berubah tergantung siapa yang diberikan amanah... boleh jadi PMA nomor 22 akan ditinjau kembali termasuk persoalan pengurangan jaspro. Boleh juga sekali2 kita bisa melakukan terobosan baru untuk memperbaiki kesejahteraan para penghulu melalui organisasi APRI seperti para Hakim kalau perlu, sebagai bentuk protes terhadap pemerintah...
Penghulu berhak mengingatkan pimpinannya manakala putusan yang dia buat justru melangkah mundur (setback)
Pasal 38 ayat 2 kartu nikah diberikan kepada suami dan istri setelah proses akad nikah dilaksanakan; apakah kartu nikah fisik atau digital krn kartu nikah fisik sudah dihapus sesuai edaran dirjen 😇
Pasal 16 masih jadi perdebatan para penghulu di cabang dan Wilayah...rameee..
Kalo benar demikian, Alhamdulillah para penghulu bisa menikmati hari liburan bersama keluarganya
Menunggu sosialisasi PMA nomor 22 tahun 2024 tentang Pencatatan Pernikahan
PMA no.22 thn 2024 pasal 16 ayat 2 ini apakah maksudnya sama dgn padal 1 yairu nikah di luarbKUA hanya boleh di laksanakan pada jam kerja.?, kalau demikian baiklah
Ayat 2 tentu erat kaitannya dgn ayat 1,, ayat 2 menegaskan kembali penjelasan ayat 1 dan hanya menambah bolehnya nikah di luar KUA di hari dan jam kerja..
Alhamdulilah hari libur bisa healing
Peraturan yg tidak mempertimbangkan kearifan lokal atau budaya lokal dimana kebiasaan masyarakat punya gawe di Sabtu dan Ahad.
Pasal 46: perubahan nama catin, ortu jg Tambah rumit harus pakai putusan pengadilan, jg dak ditentukan pPA apa PN