Malam Ramah Tamah, Menteri Agama :
Daerah

Malam Ramah Tamah, Menteri Agama : "Pentingnya Kolaborasi Agama dan Kearifan Lokal"

  03 Feb 2025 |   63 |   Penulis : Humas APRI Kepulauan Sula|   Publisher : Biro Humas APRI Maluku Utara

Kepulauan Sula. Kepala KUA Mangoli Utara, Rauf Likuwatan, S.HI dan Kepala KUA Mangoli Selatan, Asri Sapsuha, S.A berkesempatan  mengikuti beberapa rangkaian agenda kunjungan kerja Menteri Agama RI, Bapak Prof. Dr. H. Nasarudin Umar, MA di wilayah Provinsi Maluku Utara pada Sabtu 1 Februari 2025. Bapak Menteri Agama membuka acara secara resmi Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara pada pukul 09.30 WIT di Asrama Haji Ternate, agenda selanjutnya adalah mengikuti Malam Ramah Tamah yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada pukul 20.30 WIT berlokasi di Hotel Bela Ternate. 

Dalam mengawali kegiatan malam ramah tamah ini, Pj. Gubernur Maluku Utara, Bapak Drs. Samsuddin A. Kadir, M.Si dalam sambutannya memberikan apresiasi yang besar atas kehadiran Menteri Agama Republik Indonesia di Bumi Moloku Kie Raha dan menyampaikan harapan besar untuk memberikan pencerahan bagi segenap komponen warga masyarakat, tokoh agama dan pejabat publik maluku utara. " Wilayah kami sangat plural, beragam etnis dan agama serta budaya. Kami juga pernah mengalami fase konflik berbau ras dan agama cukup panjang dan telah menyelesaikannya termasuk dengan cara pendekatan kearifan lokalnya masing-masing. Butuh perspektif agama dalam mengelola wajah warna warni ini dengan menggandeng kearifan lokalnya", ungkap Pj Gubernur.

 

Menteri Agama menyampaikan terima kasih serta apresiasi terhadap masyarakat Tobelo dan warga Maluku Utara umumnya atas penyambutan kehadiran beliau di Bumi Moloku Kieraha," Saya merasa sudah menjadi bagian dari keluarga besar maluku utara, keluarga besar saya sudah sejak lama merantau dan menetap di wilayah ini, orang tua saya sejak dulu merantau dan berbisnis di sini dan saya bisa sekolah sehingga menjadi seperti sekarang karena juga ada konstribusi besar hasil usaha orang tua saya diwilayah ini", ungkap Pak Menteri Agama.

 

Diantara beberapa pesan penting dalam menyikapi keragaman budaya, suku etnis dan agama termasuk lokal wisdomnya maluku utara, Menteri Agama yang juga masih menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta menyampaikan bahwa tantangan elit-elit atau para tokoh-tokoh agama saat ini adalah bagaimana bisa menjadi figur teladan yang baik, termasuk figur yang bisa menyatukan agama dan kearifan lokalnya masing-masing."Modal sosial masyarakat maluku utara adalah lokal wisdomnya, konsep kearifan lokalnya yang menyatukan alam dan manusia. Karena itu, perkawinan antara adat dan agama berkonstribusi membuat umat semakin stabil", ujarnya.

 

Agama hadir bukan untuk menentang tradisi tetapi meneruskan atau memperbaiki dan menyempurnakan."Nabi saw hadir untuk menyempurnakan akhlak manusia, bukan merombak dan membuat star dari nol kembali. Agama dan Adat harus rukun. Pernikahan dalam Islam akan indah terlihat dan berkesan dengan hadirnya bumbu-bumbu serta bunga-bunga tradisi dan budaya sebagaimana konsepsi bermesranya antara langit dan bumi yang menumbuhkan alam semesta yang indah",  jelas Menteri Agama. 

 

Tradisi kearifan lokal dan agama yang rukun ini yang menjiwai kerukunan antar manusia sebagai pelakunya. "Kerukunan antar umat beragama adalah rahasia mengapa bangsa kita bisa aman dan damai, tidak terpecah hingga saat ini dimana futurolog barat telah beberapa kali membuat prediksi-prediksi kehancuran indonesia sebagaimana pecahnya negara-negara balkan di eropa". terang Menteri Agama.

 

Untuk itu, agama jangan dijadikan permainan. "Agama ibarat nuklir yang sangat dahsyat pecahnya. Jadikan  agama sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir yang memberikan kemaslahatan bagi umat manusia. Konflik atas nama agama sulit diselesaikan bila dibandingkan dengan konflik adat, terlalu besar resikonya. Jangan jadikan agama untuk kepentigan duniawi semata. Semua agama menjunjung tinggi kemanusiaan dan semua agama tidak ada ajaran dehumanisasi". ungkap Imam Besar Istiqlal ini.

 

"Kita harus bangga Indonesia dijadikan contoh model bagi bangsa lain. Banyak negara belajar kearifan lokal kepada bangsa kita. Kearifan lokal mampu berkonstribusi menciptakan kedamaian, kapan kearifan lokal kita gugur satu per satu maka akan terjadi pemiskinan budaya termasuk budaya kerukunan, padahal ribuan tahun lamanya nenek moyang kita hidup bersahabat dan rukun dengan alam sebelum era teknologi saat ini". Pungkas Menteri Agama.

 

Acara Ramah Tamah ini berlangsung sangat meriah dan penuh keakraban yang diawali dengan makan bersama dan foto bersama para tokoh agama serta para pejabat pemerintahan provinsi maluku utara dan kota ternate.

Share | | | |