Kolaborasi Antara Penghulu dan Guru Sebuah Catatan Kecil
25 Nov 2024 | 40 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Lampung, Lam-tim 25/11/2024, Prof. Quraish Shihab, seorang cendekiawan Muslim terkemuka dan ahli tafsir, sering menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Dalam pandangan beliau, pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter yang berbasis pada nilai-nilai agama dan etika. Oleh karena itu, kolaborasi antara penghulu dan guru dalam konteks Indonesia sangat relevan, terutama ketika berbicara tentang pendidikan yang holistik dan integratif, yang menggabungkan antara aspek spiritual, moral, dan intelektual.
Penghulu dan guru masing-masing memegang peran vital dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan moral yang kokoh. Prof. Quraish Shihab sering menyatakan bahwa ilmu pengetahuan yang tidak dibarengi dengan iman dan akhlak yang baik dapat menyesatkan. Sebagai contoh, dalam tafsir beliau tentang Al-Qur’an, Prof. Quraish Shihab mengingatkan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tidak hanya membuat seseorang tahu, tetapi juga membawa mereka pada kebaikan dan kebajikan. Dalam hal ini, penghulu yang lebih berfokus pada aspek spiritual dan agama sangat berperan dalam memberikan arahan moral kepada masyarakat, sementara guru, yang biasanya berfokus pada ilmu pengetahuan sekuler, harus bisa mengintegrasikan nilai-nilai moral dalam pengajarannya.
Kolaborasi dalam Pendidikan Holistik: Ilmu dan Akhlak
Sebagai contoh, dalam konsep pendidikan Islam ditekankan pentingnya pendidikan yang meliputi kedua aspek tersebut ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi. Dalam hal ini, penghulu yang berperan sebagai pemimpin agama di masyarakat, memiliki kemampuan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan moralitas kepada anak-anak didiknya. Sementara itu, guru memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan aspek intelektual dan keterampilan praktis anak-anak tersebut.
Melalui kolaborasi antara penghulu dan guru, keduanya dapat bekerja sama dalam mengajarkan ilmu yang bermanfaat (fa’idah), yang tidak hanya meliputi pengetahuan mengenai dunia, tetapi juga pengetahuan yang memandu individu untuk hidup sesuai dengan ajaran agama, menjaga hubungan baik dengan sesama, dan berkontribusi kepada masyarakat secara positif. Kita sering diingatkan bahwa ilmu yang tidak membangun karakter akan kehilangan makna sejatinya. Oleh karena itu, pendidikan yang mengintegrasikan ilmu dan akhlak adalah model yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Nilai-Nilai yang Diajarkan: Kejujuran, Tanggung Jawab, dan Kepedulian Sosial
Salah satu aspek yang selalu ditekankan adalah pentingnya nilai-nilai akhlak dalam pendidikan. pendidikan yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan moralitas akan menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berperilaku baik. Dalam konteks kolaborasi antara penghulu dan guru, kedua elemen ini ilmu dan akhlak dapat disampaikan secara bersamaan.
Penghulu dapat mengajarkan nilai-nilai agama yang berfokus pada etika, seperti kejujuran, rasa tanggung jawab, dan kepedulian sosial. Sementara itu, guru dapat melengkapi dengan memberikan pengetahuan teknis dan akademik, serta mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam cara yang lebih aplikatif. Sebagai contoh, di ruang kelas, seorang guru dapat menggunakan pendekatan yang mengajarkan pentingnya kejujuran dan integritas dalam menyelesaikan tugas, serta kepedulian terhadap teman-teman yang membutuhkan bantuan. Dengan demikian, pendidikan yang diberikan bukan hanya mengarah pada kecerdasan kognitif, tetapi juga pada pengembangan karakter yang baik.
Penghulu dan Guru sebagai Pemimpin Masyarakat
Penghulu dan Guru sebagai dua sosok yang sangat penting dalam membentuk masyarakat yang beradab. Penghulu, yang lebih berfokus pada aspek spiritual dan moral masyarakat, memiliki peran penting dalam menegakkan nilai-nilai agama dan membimbing umat agar tetap teguh dalam prinsip-prinsip kebaikan. Guru, di sisi lain, adalah agen perubahan yang dapat membawa kemajuan dalam masyarakat melalui pendidikan formal dan pembelajaran berbasis keterampilan.
Keduanya, adalah pemimpin dalam pengertian yang lebih luas. Meskipun pengaruh mereka mungkin berbeda penghulu lebih bersifat spiritual dan moral, sedangkan guru lebih terfokus pada pendidikan ilmiah keduanya berfungsi sebagai pembimbing yang akan membawa umat ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi penghulu dan guru untuk saling berkolaborasi dalam membangun masyarakat yang tidak hanya terdidik, tetapi juga berbudi pekerti luhur.
Mengintegrasikan Ilmu dan Akhlak dalam Pendidikan
Dalam kolaborasi antara penghulu dan guru bukan hanya soal saling mendukung, tetapi juga saling melengkapi. Seorang penghulu memberikan dasar moral dan spiritual yang kokoh kepada masyarakat, sementara seorang guru mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan praktis. Dengan bekerja bersama, keduanya dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, penuh integritas, dan siap menghadapi tantangan global dengan bekal ilmu dan akhlak yang seimbang.
Melalui kolaborasi ini, Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih cerah, di mana pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga membentuk individu yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai moral dan sosial yang penting bagi kesejahteraan bersama. Ini adalah tentang pentingnya pendidikan yang mengintegrasikan ilmu dan akhlak, yang menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang beradab dan maju. "Team Humas APRI Lam-Tim"
Kepala KUA Gunung Megang Terima Siswi PKL
04 Feb 2025
Putri Lampung Timur Juara MTQ Internasional!
03 Feb 2025
ASN KUA Benakat Tanda Tangan Fakta Integritas
30 Jan 2025
Cinta Terhalang Banjir
30 Jan 2025