WORKSHOP Kesehatan Calon Pengantin dan KB Bagi Pemegang Program Lintas Program/Sektor, Nakes di Kab. Poso Tahun 2024
Daerah

WORKSHOP Kesehatan Calon Pengantin dan KB Bagi Pemegang Program Lintas Program/Sektor, Nakes di Kab. Poso Tahun 2024

  03 Oct 2024 |   108 |   Penulis : Biro Humas APRI Sulawesi Tengah|   Publisher : Biro Humas APRI Sulawesi Tengah


     Kadinkes Kabupaten Poso dr. N. TAUFAN KARWUR membuka acara Workshop Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Catin Dan KB bagi pemegang program lintas  sektor ,tenaga kesehatan tingkat kabupaten poso tahun 2024,dalam sambutan beliau hadir juga dr. rifki RS Poso, yang mana kegiatan ini bertempat di Hotel Ancyra Poso yang dihadiri Beberapa peserta yakni beberapa Kepala KUA, PHDI, ketua Klasis,  Pj. Kesacatin dan KB DAN Dinkes Total jumlah peserta workshop tersebut berjumlah sebanyak 33 orang dan dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 2 s.d 4 Oktober tahun 2024.

Sambutan beliau saat  bahwa Saat ini, Indonesia masih mempunyai banyak permasalahan dan tantangan dalam upaya pelayanan kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi, yang tercermin dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 189 per 100.000 kelahiran hidup (SP 2020) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 16,8 per 1000 kelahiran hidup (SP 2020), serta masih rendahnya status kesehatan perempuan. Berdasarkan Riskesdas 2018, Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada perempuan usia 15-19 tahun sebesar 36,3% dan pada ibu hamil sebesar 17,3%. Sementara itu, anemia pada ibu hamil sebesar 48,9%. Pernikahan dan kehamilan remaja juga masih cukup tinggi. Menurut SDKI 2017, sebanyak 17,4% perempuan usia 19 tahun telah menjadi ibu atau sedang hamil anak pertama. Sedangkan angka fertilitas kelompok umur 15- 19 tahun sebesar 32/1000 perempuan umur 15-19 tahun (SKAP 2019).

Permasalahan KB di Provinsi sulawesi tengah juga merupakan salah satu yg berperan penting sebagai penyebab kematian ibu. Dimana jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dengan 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat dan Terlalu Banyak) yang ber KB masih rendah dan peserta KB Paska persalinan juga masih rendah, yaitu 35,26% saja (komdat Kesmas th  2022).

Upaya untuk meningkatkan status kesehatan perempuan harus dilaksanakan bukan hanya setelah terjadi kehamilan, tetapi juga harus dilaksanakan lebih ke hulu lagi yaitu sejak masa remaja, dewasa muda/calon pengantin (catin), dan wanita usia subur (WUS). Salah satu intervensi yang telah dilakukan yaitu pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi bagi catin, sehingga diharapkan catin akan siap menjalani masa kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui secara sehat serta melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

Dan diakhir sambutan beliau mengharapkan peran semua pihak khususnya KUA dalam pencegahan stunting tentunya melalui BIMWIN ,BRUSS dan BRUN agar nantinya juga akan menghasilkan generasi yang berkualitas.

dan MOU yang sudah disepakati   antara Dinas Kesehatan  dan Kemenag Kabupaten Poso dalam Pencegahan Stunting bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Share | | | |