
Meski Diguyur Hujan Semalaman, Catin Tetap Semangat Ikuti Bimwin Angkatan ke-14 KUA Pakuhaji
17 Dec 2024 | 95 | Penulis : PC Kab.Tangerang| Publisher : Biro Humas APRI Banten
Selanjutnya, sang narasumber mengutip bait lagu dangdut dari Ona Sutra “Asam di gunung, garam di laut bertemu dalam tempurung”. Beliau menjelaskan bahwa makna dari bait lagu tersebut adalah bahan-bahan pembuat sayur asam yang berasal dari tempat berbeda akhirnya bertemu dalam satu wadah dan diolah dengan baik hingga menjadi sayur asam yang lezat. Analogi ini menggambarkan kehidupan rumah tangga, di mana dua individu dengan latar belakang yang berbeda—baik usia, pekerjaan, sifat, maupun karakter—dipertemukan dalam ikatan pernikahan.
“Ketika sudah menjadi suami-istri, perbedaan-perbedaan itu harus disatukan dengan saling melengkapi, menerima, mencintai, bersabar, dan bermusyawarah dalam menghadapi masalah. Insya Allah, bahtera rumah tangga akan berlabuh dengan selamat di pantai Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah,” tegasnya. [Andri]