Training Konseling Berbasis Talent DNA untuk Penghulu Memasuki Tahap Kedua
Nasional

Training Konseling Berbasis Talent DNA untuk Penghulu Memasuki Tahap Kedua

  10 Mar 2025 |   89 |   Penulis : Biro Humas PP APRI|   Publisher : Biro Humas PP APRI

Jakarta, Senin, 10 Maret 2025– Universitas Ary Ginanjar (UAG) bekerja sama dengan Pengurus Pusat Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) kembali menggelar Training Konseling Berbasis Talent DNA untuk Penghulu. Kegiatan ini telah memasuki tahap kedua, batch pertama, dan diselenggarakan di Jakarta dengan peserta yang lebih beragam dibandingkan tahap pertama.  

Jika pada tahap pertama hanya diikuti peserta dari wilayah Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat, pada tahap kedua ini, peserta berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan, Lampung, dan daerah lainnya. Kehadiran peserta dari berbagai daerah ini menunjukkan tingginya antusiasme penghulu di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam bidang konseling berbasis Talent DNA.  

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa yang dipimpin oleh perwakilan dari APRI. Suasana menjadi semakin khidmat ketika seluruh peserta dengan penuh kekhusyukan mengikuti doa bersama, berharap agar ilmu yang diperoleh dalam pelatihan ini dapat memberikan manfaat besar bagi mereka dan masyarakat luas.  

Setelah sesi pembukaan yang penuh spiritualitas, Ketua Umum Pengurus Pusat APRI, H. Madari, memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan betapa berharganya kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini.  

“Manfaatkan pelatihan ini karena sangat mahal, tidak akan ketemu di sekolah, pesantren, atau di mana pun," ujar H. Madari dengan penuh semangat. Pernyataannya ini menegaskan bahwa ilmu yang diberikan dalam pelatihan ini adalah sesuatu yang unik dan tidak bisa diperoleh dengan mudah melalui jalur pendidikan formal.  

Lebih lanjut, Madari juga menyoroti pentingnya peran penghulu dalam membangun fondasi keluarga yang kuat, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada kemajuan bangsa.  

“Bangsa ini dibangun bukan dari petinggi, tapi dimulai dari bawah, yaitu dari keluarga," tegasnya. Hal ini menunjukkan bahwa penghulu, sebagai bagian dari struktur sosial yang langsung bersentuhan dengan calon keluarga baru, memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan bimbingan yang tepat agar pernikahan yang mereka bina dapat berjalan harmonis dan berkualitas.  

Di akhir sambutannya, Madari juga mengungkapkan bahwa DKI Jakarta akan menjadi pelopor dalam menerapkan program pelatihan ini secara lebih luas melalui Kelompok Kerja Kepenghuluan Kanwil Kemenag.

Setelah sambutan dari Ketua Umum APRI, acara dilanjutkan dengan opening speech dari pendiri Universitas Ary Ginanjar, Dr. (HC) Ary Ginanjar Agustian. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa peran penghulu tidak hanya terbatas pada tugas administratif, tetapi juga harus berkembang menjadi konselor, asesor, dan  coach bagi masyarakat, terutama dalam hal pembinaan keluarga.  

“Penghulu bukan hanya administrator, tetapi juga konselor, asesor, coach, dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya keluarga,"ungkapnya. Pernyataan ini mempertegas pentingnya peningkatan kompetensi penghulu agar mereka dapat lebih berdaya dalam memberikan pelayanan yang lebih luas dan mendalam kepada masyarakat.  

Dr. Ary Ginanjar juga menyoroti bahwa pendekatan berbasis Talent DNA dalam konseling pernikahan dapat membantu penghulu memahami potensi dan karakter pasangan yang akan menikah. Dengan pemahaman ini, penghulu bisa memberikan bimbingan yang lebih personal dan efektif, sehingga pasangan yang menikah bisa lebih siap dalam menjalani kehidupan rumah tangga.



Pelatihan Konseling Berbasis Talent DNA ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas bimbingan perkawinan yang diberikan oleh penghulu di seluruh Indonesia. Dengan pelatihan ini, diharapkan para penghulu tidak hanya mampu memberikan nasihat pernikahan secara umum, tetapi juga dapat mengidentifikasi potensi dan tantangan unik dari setiap pasangan yang datang untuk mendapatkan bimbingan pra-nikah.  

Para peserta yang hadir sangat antusias mengikuti setiap sesi yang disampaikan oleh para narasumber. Mereka menyadari bahwa ilmu yang mereka peroleh dalam pelatihan ini akan sangat bermanfaat dalam menjalankan tugas sehari-hari, terutama dalam membantu calon pengantin mempersiapkan kehidupan berkeluarga dengan lebih matang.  

Dengan terselenggaranya tahap kedua batch pertama ini, diharapkan akan semakin banyak penghulu yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan serupa di masa mendatang. Keberlanjutan program ini akan menjadi salah satu upaya nyata dalam memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kehidupan sosial dan pembangunan bangsa.

Kontributor: Zita Fahmi
Editor: Nusirwan

Share | | | |