
Nasional

Pendekatan Baru! Penghulu Dibekali Konseling Berbasis Talent DNA untuk Bimbingan Keluarga
10 Mar 2025 | 32 | Penulis : Biro Humas PP APRI| Publisher : Biro Humas PP APRI
Jakarta (10/03/25) - Setelah pembukaan resmi, sesi Training Konseling Berbasis Talent DNA untuk Penghulu memasuki tahap pelatihan yang lebih mendalam dibandingkan tahap sebelumnya. Pelatihan ini dirancang untuk membekali para Penghulu dengan keterampilan konseling berbasis potensi diri, sehingga mereka siap menjadi konselor bagi keluarga Indonesia.
Sesi pertama dipandu oleh Coach Arif, yang membuka pelatihan dengan permainan "Temukan Perbedaan" melalui gambar-gambar yang ditampilkan di layar. Para peserta berusaha menemukan perbedaan dalam gambar, namun banyak yang memberikan jawaban yang salah. Dari permainan ini, Coach Ari memberikan refleksi mendalam:
"Asumsi itu bisa salah. Berapa banyak di dalam rumah tangga yang melakukan hal ini kepada pasangan dan anaknya?"
Peserta mulai memahami bahwa dalam kehidupan berumah tangga, sering kali mereka berasumsi tanpa benar-benar memahami fakta, yang berpotensi memicu kesalahpahaman dan konflik.
Mengenali Diri untuk Memahami Orang Lain
Sesi berikutnya dipandu oleh Coach Huda dari Malaysia, yang mengajak peserta untuk menuliskan **tiga kelebihan dan tiga kekurangan diri mereka sendiri**.
"Kita lebih sulit menulis kelebihan daripada kekurangan, karena kita tidak benar-benar mengenal diri sendiri." Ujarnya.
Ia kemudian menyampaikan kisah reflektif tentang **kunci yang hilang**, di mana seseorang mencari kunci di luar rumah karena di dalam rumah terlalu gelap, padahal kunci tersebut sebenarnya ada di dalam rumah.
"Kita sering menyalahkan faktor eksternal tanpa terlebih dahulu melihat ke dalam diri sendiri," kata Coach Huda, mengajak peserta untuk lebih jujur dalam mengevaluasi diri sebelum mencari solusi di luar.
Menghubungkan Talent DNA dengan Prestasi
Setelah sesi istirahat, Coach Arif kembali membimbing para peserta dalam latihan mengenali potensi diri. Kali ini, mereka diminta untuk memilih **tiga DNA bakat yang berhubungan dengan prestasi terbaik yang pernah mereka capai**.
Hasilnya cukup menarik—ada peserta yang memiliki prestasi yang sama, tetapi mencapai prestasi tersebut dengan talent DNA yang berbeda. Hal ini menegaskan bahwa setiap individu memiliki cara unik dalam meraih keberhasilan berdasarkan kekuatan alami mereka.
Dengan pendekatan yang lebih mendalam dalam tahap kedua ini, para Penghulu diharapkan semakin siap untuk menjadi konselor bagi masyarakat. Mereka tidak hanya membimbing pasangan yang akan menikah, tetapi juga membantu membangun rumah tangga yang lebih harmonis dan sadar akan potensi diri masing-masing.
Pelatihan ini masih akan berlanjut dengan sesi-sesi yang lebih eksploratif, memastikan bahwa para Penghulu memiliki wawasan dan keterampilan yang solid dalam mendampingi keluarga Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Kontributor: Zita Fahmi