Membuka Pintu Hati: Ketika Kristen dan Muslim Bergandengan Tangan
Inspirasi

Membuka Pintu Hati: Ketika Kristen dan Muslim Bergandengan Tangan

  25 Dec 2024 |   35 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Membuka Pintu Hati: Ketika Kristen dan Muslim Bergandengan Tangan
Oleh : Humas Lamtim

Di sebuah desa kecil bernama Sumber Damai, hidup dua sahabat, Samuel dan Ahmad. Mereka telah berteman sejak kecil meskipun berasal dari latar belakang agama yang berbeda. Samuel adalah seorang Kristen yang aktif di gereja desanya, sedangkan Ahmad adalah seorang Muslim yang sering membantu di masjid. Perbedaan itu tidak pernah menjadi halangan bagi keduanya untuk menjalin persahabatan yang erat.

Suatu hari, desa mereka dilanda bencana banjir bandang. Rumah-rumah warga terendam air, termasuk gereja dan masjid desa. Dalam situasi darurat itu, Samuel dan Ahmad memutuskan untuk bekerja sama membantu warga desa. Tanpa ragu, mereka mengumpulkan anak-anak muda dari gereja dan masjid untuk membersihkan puing-puing, mendistribusikan bantuan, dan membuat dapur umum.  

Ketika ada warga yang mempertanyakan mengapa mereka mau bekerja sama meskipun berbeda keyakinan, Samuel menjawab dengan tenang, “Tuhan mengajarkan kita untuk saling mencintai dan membantu. Kita tidak perlu seragam dalam kepercayaan untuk bersatu dalam kebaikan.” Ahmad menambahkan, “Perbedaan agama bukan alasan untuk berpecah. Justru dari perbedaan, kita belajar saling melengkapi.”  

Kerja keras mereka akhirnya berhasil memulihkan desa. Gereja dan masjid kembali berdiri, kali ini dengan lebih kokoh berkat gotong royong warga. Namun, yang paling berharga dari semua itu adalah kebersamaan yang terjalin semakin erat.  

Beberapa bulan setelah bencana, desa itu mengadakan acara syukuran besar. Dalam acara tersebut, Samuel dan Ahmad diminta memberikan sambutan. Mereka berbicara bergantian tentang pentingnya membuka pintu hati, menghargai perbedaan, dan memperkuat persaudaraan. Kata-kata mereka menginspirasi warga desa untuk terus hidup rukun dan saling mendukung, terlepas dari keyakinan masing-masing.  

Cerita Samuel dan Ahmad menjadi kisah yang diceritakan di seluruh wilayah, bahkan diangkat menjadi inspirasi oleh Kementerian Agama sebagai teladan kerukunan beragama. Di akhir cerita, Samuel berkata kepada Ahmad, “Kita mungkin berjalan di jalan yang berbeda, tetapi tujuan kita sama: menciptakan kedamaian dan cinta kasih.”  

Ahmad tersenyum, menepuk bahu sahabatnya, dan berkata, “Dan itu cukup untuk membuat dunia ini lebih baik.”

Share | | | |