Workshop Gerak Penghulu Angkatan 9: Zona Terakhir yang Penuh Antusiasme
01 Oct 2024 | 528 | Penulis : APRI Pusat| Publisher : Biro Humas PP APRI
Malang, 1 Oktober 2024 – Perhelatan akbar workshop 'Gerak Penghulu' yang diselenggarakan oleh APRI-BKKBN mencapai puncaknya hari ini dengan Angkatan 9, Zona 9, yang merupakan angkatan terakhir dari rangkaian pelatihan yang telah berlangsung. Tidak kalah meriah dan penuh semangat dibandingkan zona-zona sebelumnya, Zona 9 kali ini diikuti oleh peserta dari tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau, dengan jumlah peserta mencapai sekitar 600 orang. Workshop ini difasilitasi oleh UPT Balai Diklat Malang yang turut menjadi tuan rumah dan memberikan fasilitas terbaiknya untuk mendukung pelaksanaan acara.
Kepala UPT Balai Diklat Malang, yang hadir langsung di lokasi, memberikan sambutan serta penjelasan singkat mengenai pelatihan hari ini. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara penghulu dengan berbagai elemen masyarakat dan pemerintah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Antusiasme para peserta sangat terasa sejak awal, dengan forum yang penuh diskusi, pertanyaan, dan pertukaran gagasan.
Pembicara dan Materi Utama
Sesi pembukaan dibawakan oleh Dr. Khairuddin, M.Ag., yang memulai dengan pemaparan mengenai Kebijakan Program Percepatan Penurunan Stunting. Dalam pemaparannya, ia menyoroti MoU antara Dirjen Bimas Islam dan BKKBN sebagai bukti nyata bahwa Kementerian Agama serius dalam mendukung kesehatan generasi penerus bangsa. “MoU ini adalah sinyal kuat bahwa Kementerian Agama hadir untuk memastikan generasi penerus mendapatkan perhatian yang layak dalam hal kesehatan dan kesejahteraan,” tegas Dr. Khairuddin.
Selanjutnya, Muhammad Zidni Ilmi, Lc., menyampaikan materi mengenai Peran dan Fungsi Penghulu dalam Program Percepatan Penurunan Stunting. Dalam penjelasannya, ia menggarisbawahi bahwa penghulu memiliki peran strategis, terutama dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada calon pengantin bersama dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang dibentuk oleh BKKBN.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Anshar, S.Sos, M.Si, yang memberikan pemahaman lebih mendalam tentang Pendampingan Calon Pengantin oleh TPK. Ia menekankan pentingnya peran penghulu dalam memberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi dan persiapan untuk kehidupan berkeluarga yang sehat, agar generasi berikutnya terhindar dari stunting.
Widi Asih Nurhajati, S.S, M.Pd., memperkenalkan Aplikasi Elsimil sebagai alat bantu penghulu dan TPK dalam memantau serta memberikan informasi kepada calon pengantin. Aplikasi ini dinilai sangat membantu dalam memperlancar program percepatan penurunan stunting di berbagai daerah.
Sebagai penutup, Baiq Nining Handayani, S.KM.M.Si., mengakhiri sesi dengan membahas Rencana Tindak Lanjut dari workshop ini. Ia menegaskan pentingnya aksi nyata di lapangan setelah pelatihan ini selesai dan berharap penghulu terus berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang isu stunting.
Antusiasme dan Semangat Peserta
Workshop kali ini penuh dengan semangat yang luar biasa dari para peserta. Forum yang dihadirkan menjadi ajang pertukaran gagasan dan pengetahuan. Para peserta secara bergantian bertanya dan berdiskusi dengan para pembicara, menandakan tingginya antusiasme dan keinginan untuk berperan aktif dalam program nasional ini.
Sebagai penutup dari rangkaian workshop, Zona 9 dengan jumlah peserta sekitar 530 penghulu menambah total keseluruhan peserta sejak angkatan pertama menjadi ribuan orang. Dari Angkatan 1 hingga Angkatan 9, peserta terus meningkat, meski ada beberapa peserta yang mengikuti menggunakan satu akun, sehingga jumlah peserta real mungkin sedikit berbeda.
Dengan berakhirnya Angkatan 9 ini, diharapkan seluruh peserta dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang telah didapatkan untuk mendukung program percepatan penurunan stunting di daerah masing-masing.[zita]