Mengintegrasikan Ilmu: Refleksi Quraish Shihab pada Rakernas Kemenag 2024
17 Nov 2024 | 17 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Mengintegrasikan Ilmu: Refleksi Quraish Shihab pada Rakernas Kemenag 2024
Pada Rakernas Kementerian Agama yang diselenggarakan di Bogor, Prof. Dr. Quraish Shihab mengemukakan pandangan mendalam tentang pentingnya integrasi pengetahuan. Beliau menekankan bahwa ilmu pengetahuan dari berbagai sumber perlu diadopsi dengan selektif, memasukkan elemen positif yang bermanfaat untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.
Mengacu pada pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin , Quraish Shihab menyoroti beberapa poin penting, yaitu:
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya *Ihya Ulumuddin* menekankan pentingnya menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama yang esensial. Dalam mukadimah kitab tersebut, beliau menyampaikan empat poin utama sebagai berikut:
1. Menghindari Kedekatan dengan Kekuasaan untuk Kepentingan Pribadi :
Imam Al-Ghazali mencermati bahwa banyak orang pada masanya berupaya mendekati pemerintah dengan tujuan mencari kedudukan atau jabatan. Beliau menegaskan bahwa hal tersebut tidak seharusnya dilakukan, terutama oleh para ulama, yang seharusnya fokus pada pencarian ilmu yang murni demi kebaikan umat, bukan untuk ambisi duniawi.
2. Memilah Ilmu yang Relevan :
Menurut Al-Ghazali, terdapat bahasan-bahasan dalam ilmu pengetahuan pada zamannya yang sudah tidak relevan untuk dibahas kembali. Akibatnya, muncul pertentangan antara Al-Ghazali dengan para filsuf yang lebih menekankan rasionalitas murni. Beliau mengkritisi kajian-kajian yang tidak membawa manfaat bagi kehidupan umat.
3. Kembali kepada Nilai-Nilai Agama yang Murni :
Imam Al-Ghazali berkeinginan agar masyarakat pada masanya kembali kepada era di mana ajaran agama dijalankan dengan sepenuh hati dan tidak terdistorsi oleh hal-hal yang tidak substansial. Ia mengajak umat untuk mempraktikkan ajaran agama secara mendalam, tanpa terpengaruh oleh tren intelektual yang tidak sesuai dengan nilai-nilai spiritual Islam.
4. Menekankan Ilmu yang Bermanfaat bagi Dunia dan Akhirat :
Al-Ghazali menulis *Ihya Ulumuddin* dengan tujuan memperjelas ilmu-ilmu yang benar-benar diperlukan untuk kemaslahatan dunia dan akhirat. Menurutnya, ilmu tidak hanya bermanfaat dalam kehidupan duniawi, tetapi juga harus membawa pencerahan dan keselamatan bagi kehidupan setelah mati.
Melalui pemikiran-pemikiran ini, Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya memilih ilmu yang membawa manfaat nyata dan menolak ilmu yang hanya berfokus pada aspek duniawi tanpa memperhatikan dimensi spiritual.
Dalam pandangan Quraish Shihab, dikotomi antara ilmu Islam dan ilmu sekuler perlu dihilangkan. Ilmu yang bernafaskan Islam merujuk pada Al-Quran dan Sunnah, namun penafsirannya bisa saja keliru. Sementara, ilmu sekuler seringkali hanya mengandalkan akal dan mengesampingkan dimensi spiritual.
Beliau juga menyoroti perbedaan fundamental antara epistemologi Barat yang berbasis rasionalitas dan pendekatan Islam yang menyinergikan akal dan kalbu. Di Barat, ilmu seringkali difokuskan untuk dunia semata, sementara dalam Islam, ilmu harus memiliki dimensi akhirat.
Mengutip wahyu pertama “Iqra' bismi rabbik,” beliau menekankan bahwa pengetahuan yang diisyaratkan Al-Quran tidak terbatas pada satu obyek spesifik. Segala bentuk ilmu, baik yang tertulis maupun tidak, harus diintegrasikan untuk kemaslahatan umat manusia secara universal.
Prof. Quraish Shihab mengajak para akademisi dan praktisi pendidikan untuk mengevaluasi pendekatan ilmu yang diadopsi saat ini. Perlu ada pengakuan bahwa pendidikan Barat memiliki keunggulan yang bisa diadaptasi, namun dengan tetap memberi nilai ketuhanan pada setiap disiplin ilmu yang dipelajari. Integrasi ini menjadi jalan menuju pendidikan yang lebih holistik, selaras dengan kebutuhan zaman tanpa meninggalkan akar-akar spiritualitas Islam.
Kesimpulannya, beliau menegaskan urgensi integrasi ilmu, baik yang bernafaskan Islam maupun yang datang dari Barat, agar saling melengkapi demi kemaslahatan umat dan keberlanjutan peradaban.
Penulis : (H. Kas)
Editor : (H. S.p)