Asa Tak Terpadamkan: Perjuangan Honorer KUA Sekampung Udik Menuju PPPK Kementerian Agama 2024
29 Oct 2024 | 40 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Asa Tak Terpadamkan: Perjuangan Honorer KUA Sekampung Udik Menuju PPPK Kementerian Agama 2024
Di sebuah kantor kecil di Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, lima sosok yang sudah lama mengabdi sebagai tenaga honorer kini menyimpan harapan besar. Mereka adalah empat Penyuluh Agama Honorer (PAH) atau Penyuluh Agama Islam (PAI) Non PNS — Yusuf, S.Pd.I; Ibrahim Muher, S.Hi; Arrahmatan, M.Pd; dan Ahmad Kasiman — serta satu orang staf KUA, Ayu Puji Rahayu, yang berperan sebagai Pramubhakti. Dengan berbagai latar belakang pendidikan dan pengalaman, mereka tak hanya berperan dalam kegiatan administrasi, tetapi juga berupaya membimbing masyarakat melalui nilai-nilai agama.
Masa pengabdian mereka tak bisa dibilang singkat. Yusuf dan Ayu Puji Rahayu telah melintasi waktu selama 18 tahun dalam pekerjaan ini. Ibrahim, Arrahmatan, dan Ahmad pun tak jauh berbeda, telah lebih dari satu dekade mengabdikan diri meski hanya dengan status honorer. Dalam rentang waktu yang panjang itu, kesabaran, keuletan, dan dedikasi telah menjadi landasan bagi mereka untuk bertahan. Bagi mereka, tugas ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan sebuah pengabdian yang tulus.
Meski bekerja dalam keterbatasan, mereka berusaha memberikan pelayanan terbaik. Yusuf sering kali terjun ke lapangan, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami agama dengan baik. Ibrahim dan Arrahmatan juga tidak lelah menjadi perantara masyarakat dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam, dengan harapan mampu memperkuat ukhuwah dan moderasi di tengah perbedaan. Sementara itu, Ayu Puji Rahayu yang tak kalah penting, menjalankan tugasnya dengan disiplin dan kesabaran di balik meja administrasi, melayani keperluan masyarakat dan melengkapi dokumen pernikahan hingga akhir.
Tahun 2024 menjadi harapan terbesar bagi mereka berlima. Status sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bukan hanya simbol pengakuan atas jasa mereka, tapi juga bentuk apresiasi yang setimpal atas dedikasi panjang yang telah mereka berikan. Setiap harinya, doa dan harapan tak henti terucap agar kesempatan ini dapat menjadi kenyataan, agar kerja keras selama ini berbuah manis dan membuka lembaran baru yang lebih cerah.
Bagi Yusuf, Ibrahim, Arrahmatan, Ahmad, dan Ayu, tahun ini mungkin adalah kesempatan terakhir mereka untuk bisa menjadi bagian dari keluarga besar Kementerian Agama secara resmi. Harapan mereka sederhana, agar pemerintah bisa melihat dan mengakui betapa pentingnya peran mereka di tengah masyarakat. Di balik keheningan doa dan kesibukan harian, mereka menanti kabar baik dengan penuh harap, semoga 2024 menjadi tahun penuh berkah dan menjadi sejarah yang indah bagi mereka yang telah lama berjuang di jalur pengabdian ini.
(Tim Humas PC ARI Lamtim)