Renungan Jumat: Ketenteraman Sejati Hanya ada di Surga
06 Dec 2024 | 23 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Renungan Jumat: Ketenteraman Sejati Hanya ada di Surga
Oleh : (Dr. KH. M. Thohari, M.Pd. ,H. Kasbolah, M.Pd.)
Saudaraku, kehidupan dunia ini penuh dengan cobaan dan kesibukan. Setiap hari kita terlibat dalam berbagai tugas, baik sebagai individu, keluarga, maupun anggota masyarakat. Kadang kita merasa lelah dan menginginkan ketenteraman untuk beristirahat. Namun, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, kapan kita benar-benar merasakan ketenteraman yang sejati?
Imam Ahmad rahimahullah, seorang ulama besar, pernah ditanya oleh seorang lelaki, "Kapan seorang hamba akan merasakan tenteramnya beristirahat?" Imam Ahmad menjawab, "Ketika dia pertama kali menginjakkan kakinya di surga." (Thobaqat al-Hanabilah 1/291). Jawaban ini menggambarkan bahwa ketenteraman sejati hanya dapat ditemukan setelah kehidupan dunia ini berakhir, di dalam surga yang dijanjikan oleh Allah.
Bagi seorang Muslim, ketenteraman bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan sepenuhnya di dunia ini. Banyak orang berusaha mencari ketenangan melalui harta, jabatan, atau kenikmatan duniawi lainnya. Namun, sejatinya ketenteraman itu hanya ada di surga. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah At-Tawbah ayat 72,
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأُولَـٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ ٧٢ جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللَّـهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
"Allah
menjanjikan bagi orang-orang beriman dan beramal shaleh, untuk mereka ampunan
dan rahmat, serta surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya."
(QS. At-Tawbah: 72)
Di sisi lain, kita sering melihat orang-orang yang merasa cukup dengan segala yang ada di dunia ini. Mereka menganggap bahwa kekayaan, kedudukan, atau kesuksesan materi adalah bentuk ketenteraman. Namun, ketenangan tersebut sering kali bersifat sementara dan tidak memuaskan jiwa yang terdalam. Misalnya, seorang pengusaha sukses yang memiliki segala sesuatu yang diinginkan, namun tetap merasa cemas dan gelisah. Ini menunjukkan bahwa ketenteraman duniawi tidaklah sejati dan selalu terbatas.
Tentunya, kita tidak boleh mengabaikan tanggung jawab kita untuk berusaha dan berjuang di dunia ini. Islam mengajarkan kita untuk bekerja keras, beribadah dengan ikhlas, dan menjadikan dunia sebagai sarana untuk mencapai akhirat. Mencari nafkah dan menikmati hidup dengan cara yang halal adalah bagian dari usaha kita untuk meraih ketenteraman. Namun, kita harus selalu ingat bahwa ketenteraman sejati hanya dapat ditemukan di surga yang Allah janjikan untuk orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Oleh karena itu, kita harus berjuang untuk mendapatkan keduanya: kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.
Referensi:
- Al-Qur'an surah At-Tawbah, ayat 72.
- Thobaqat al-Hanabilah 1/291.
- Al-Ghazali, I. (2004). Ihya Ulumuddin. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah.
Putri Lampung Timur Juara MTQ Internasional!
03 Feb 2025
ASN KUA Benakat Tanda Tangan Fakta Integritas
30 Jan 2025
Cinta Terhalang Banjir
30 Jan 2025