Kekuatan Tulisan Kebaikan: Warisan Ilmu yang Tak Terputus
Inspirasi

Kekuatan Tulisan Kebaikan: Warisan Ilmu yang Tak Terputus

  19 Oct 2024 |   39 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Kekuatan Tulisan Kebaikan: Warisan Ilmu yang Tak Terputus

Di era digital ini, setiap kata yang kita tulis bisa menjadi jembatan kebaikan bagi orang lain. Tak jarang, satu kalimat sederhana yang tertulis dalam status media sosial atau selembar poster dakwah membawa dampak yang luar biasa. Kita mungkin tak menyadarinya, tapi di balik setiap pesan, ada potensi amal jariyah yang tidak pernah kita duga.

Kebaikan dalam bentuk tulisan sering kali dianggap remeh. Padahal, tulisan kebaikan memiliki kekuatan tersendiri. Sebuah nasihat singkat dapat menyentuh hati seseorang dan menggerakkan mereka untuk mengamalkan kebaikan itu sepanjang hidupnya. Zubaid Al-Kufiy rahimahullah pernah berkata, 

سمعت ڪلمة فنفعنـي الله بـهـا ثـلاثِيـن سنـة.

"Aku mendengar satu kalimat, lalu Allah memberiku kemanfaatannya selama tiga puluh tahun." Satu kalimat sederhana mampu mengubah hidupnya untuk jangka waktu yang sangat panjang.

Bagi para ulama terdahulu, menyebarkan ilmu adalah tindakan yang paling mulia, bahkan lebih utama daripada memberi harta. Imam Ibnul Mubarak rahimahullah pernah ditanya, 

لو قيل لك لم يبق من عمرك إلا يومٌ ما كنتَ صانعا

"Seandainya engkau hanya memiliki satu hari lagi untuk hidup, apa yang akan engkau lakukan?" Beliau dengan tegas menjawab, 
: كنت أُعلّم الناس
"Aku akan mengajarkan ilmu kepada manusia." Hal ini menegaskan bahwa ilmu adalah warisan paling berharga yang dapat terus mengalirkan pahala bahkan setelah seseorang tiada.

Sebagaimana para Salafunas Sholeh rahimahullah juga mengatakan, 

من أحب أن ﻻ ينقطع عمله بعد موته فلينشر العلم .
"Barangsiapa senang amalnya tidak terputus setelah kematiannya, maka hendaknya ia menyebarkan ilmu." Kedermawanan dengan ilmu, yang disebarkan untuk kebaikan, akan selalu menjadi warisan yang abadi. Dalam hal ini, setiap tulisan yang mengandung kebaikan bisa menjadi ladang amal yang terus tumbuh, bahkan saat kita sudah tiada.

Menulis kebaikan adalah investasi spiritual. Meskipun terlihat sederhana, tulisan yang bermanfaat bisa menjadi jembatan bagi orang lain untuk menemukan jalan hidup yang lebih baik. Maka, jangan pernah meremehkan kekuatan tulisan. Siapa tahu, kebaikan yang kita tuliskan hari ini bisa menjadi amalan yang terus mengalir sepanjang masa.

Kesimpulan

Dalam kehidupan ini, kita tidak tahu mana dari tindakan kita yang akan membawa manfaat besar bagi orang lain. Namun, satu hal yang pasti: menyebarkan kebaikan melalui tulisan adalah langkah yang mulia. Menulis kebaikan tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga bagi penulisnya, sebagai pengingat dan pengantar pahala yang tak terputus. Mari kita terus berbagi kebaikan, meski hanya dalam satu atau dua kalimat. [H. Kasbolah, M. Pd.]

Share | | | |