Hikmah Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
25 Jan 2025 | 80 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Hikmah Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
oleh :(Humas Lamtim)
Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang memiliki nilai spiritual dan teologis mendalam. Peristiwa ini tidak hanya meneguhkan keimanan umat Islam tetapi juga memberikan pelajaran penting dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keimanan, ibadah, hingga akhlak. .
Isra Mi'raj dalam Al-Qur'an dan Hadis
Isra Mi’raj diabadikan dalam Al-Qur’an, khususnya pada Surah Al-Isra ayat pertama:
تَبَارَكَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًۭا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra: 1) [(Departemen Agama RI, 2010, Al-Qur'an dan Terjemahannya)]
Dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menceritakan perjalanan malam itu hingga mencapai Sidratul Muntaha dan menerima kewajiban shalat lima waktu. Salah satunya adalah hadis dari Anas bin Malik RA:
“Lalu Jibril membawaku naik ke Sidratul Muntaha yang daunnya seperti telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar. Ketika itu Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang hanya Allah yang mengetahuinya.” (HR. Bukhari, no. 3207; Muslim, no. 162)
Hikmah dari Peristiwa Isra Mi'raj
1. Keteguhan Iman
Isra Mi’raj mengajarkan pentingnya keyakinan terhadap hal-hal ghaib. Peristiwa ini menjadi ujian keimanan bagi umat Islam saat itu. Hanya mereka yang benar-benar beriman yang menerima Isra Mi’raj sebagai mukjizat Rasulullah SAW. Dalam konteks ini, hadis dari Abu Hurairah RA menegaskan:
“Jika aku mengatakan demikian, maka itu benar. Karena aku telah diperjalankan pada malam hari.” (HR. Bukhari, no. 3674; Muslim, no. 162)
2. Kewajiban Shalat Lima Waktu
Peristiwa Isra Mi’raj menjadi momentum penting ketika Rasulullah SAW menerima perintah shalat lima waktu secara langsung dari Allah SWT. Shalat merupakan tiang agama, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
“Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikannya, maka ia telah menegakkan agama; dan barang siapa meninggalkannya, maka ia telah merobohkan agama.” (HR. Baihaqi, Sunan al-Kubra, no. 18435)
Kewajiban ini menunjukkan pentingnya shalat sebagai medium komunikasi langsung antara hamba dan Tuhannya, sebagaimana Nabi SAW melakukan mi'raj ke langit untuk menerima perintah ini.
3. Keutamaan Masjid Al-Aqsa
Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa menunjukkan kedudukan penting Masjid Al-Aqsa sebagai salah satu tempat suci dalam Islam. Masjid ini adalah kiblat pertama umat Islam dan salah satu masjid yang dimuliakan. Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kalian bersusah payah bepergian kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjid Al-Aqsa.” (HR. Bukhari, no. 1189; Muslim, no. 1397)
4. Keutamaan Umat Nabi Muhammad SAW
Dalam perjalanan Isra Mi’raj, Rasulullah SAW diberitahu bahwa umatnya diberkahi dengan berbagai kemudahan. Salah satunya adalah kewajiban shalat lima waktu yang pahalanya setara dengan lima puluh kali shalat. Nabi SAW bersabda:
“Allah telah mengurangi kewajiban shalat dari lima puluh menjadi lima waktu, namun tetap bernilai lima puluh pahala.” (HR. Bukhari, no. 3208; Muslim, no. 162)
5. Motivasi untuk Mendalami Ilmu
Dalam Isra Mi’raj, Rasulullah SAW diperlihatkan berbagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Hal ini menunjukkan pentingnya ilmu pengetahuan untuk memahami ciptaan Allah. Al-Qur’an pun memotivasi umat Islam untuk terus belajar dan mengkaji:
“…Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?…” (QS. Az-Zumar: 9) [(Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-Azhim, jilid 7, hlm. 60)]
Refleksi Spiritual dan Sosial
Isra Mi’raj juga memiliki dimensi sosial yang kuat. Kewajiban shalat melatih kedisiplinan, keteraturan, dan kebersamaan, terutama dalam pelaksanaan shalat berjamaah. Selain itu, peristiwa ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan Allah (hablum minallah) dan sesama manusia (hablum minannas).
Kesimpulan
Isra Mi’raj bukan sekadar perjalanan fisik Nabi Muhammad SAW, tetapi juga perjalanan spiritual yang memberikan hikmah besar bagi umat Islam. Peristiwa ini mengajarkan keimanan, pengabdian, dan ketundukan sepenuhnya kepada Allah SWT, sekaligus memperkuat hubungan sosial antar sesama manusia melalui nilai-nilai yang diajarkan dalam ibadah.
Referensi
1. Departemen Agama RI. (2010). Al-Qur'an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama.
2. Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari. Kitab Bad’ul Khalq, Bab Isra’.
3. Muslim, Abu al-Husain. Shahih Muslim. Kitab Iman, Bab Mi'raj.
4. Baihaqi, Ahmad bin Husain. Sunan al-Kubra. Kitab tentang Shalat.
Kepala KUA Gunung Megang Terima Siswi PKL
04 Feb 2025
Putri Lampung Timur Juara MTQ Internasional!
03 Feb 2025
ASN KUA Benakat Tanda Tangan Fakta Integritas
30 Jan 2025
Cinta Terhalang Banjir
30 Jan 2025