Inspirasi
Bahagia Itu Sederhana: Mengapa Menikah Dengan Lelaki Biasa Saja Justru Membahagiakan?
23 Oct 2024 | 46 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
oleh : [H. Kasbolah, M.Pd.,]
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia diciptakan dengan sifat fitrah yang membutuhkan pasangan hidup. Di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa Dia menciptakan manusia berpasang-pasangan agar mereka menemukan ketenangan dan kebahagiaan (QS. Ar-Rum: 21). Dalam perjalanan hidup ini, keberadaan pasangan bukan sekadar untuk melengkapi satu sama lain, tetapi juga untuk menciptakan ikatan batin yang mendalam, menumbuhkan kasih sayang, dan menjaga keharmonisan. Pasangan hidup adalah anugerah yang diberikan Allah untuk saling menopang, menghadirkan rasa aman, serta menjadi sumber kebahagiaan dalam mencapai tujuan hidup yang hakiki, yaitu ridha-Nya. Dan berikut ini Firman-Nya :
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Seringkali kita terjebak dalam ilusi bahwa pernikahan bahagia adalah tentang bersatunya dua insan sempurna. Padahal, kebahagiaan sejati justru terpancar ketika dua insan biasa saling menggandeng, bertumbuh, dan belajar bersama meraih versi terbaik diri.
Penelitian Tania Reynolds & Andrea L Meltzer mengungkap fakta menarik: perempuan yang menikah dengan lelaki biasa cenderung merasa lebih bahagia dan nyaman. Mengapa? Karena mereka terbebas dari tekanan untuk selalu tampil sempurna. Keberadaan pasangan yang apa adanya memberi ruang bagi mereka untuk menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi atau ditinggalkan.
Sebaliknya, memiliki pasangan tampan dan menawan justru bisa menjadi sumber stres. Sadar akan banyaknya pengagum sang suami, muncul rasa insecure dan kecemasan berlebihan. Energi terkuras untuk terus mempertahankan penampilan sempurna, menciptakan standar yang melelahkan dalam pernikahan.
Ternyata, kebahagiaan dalam pernikahan tidak selalu berbanding lurus dengan kesempurnaan fisik. Menemukan pasangan yang menerima kita apa adanya, memberi ruang untuk bertumbuh, dan menjalani hidup dengan apa adanya justru jauh lebih berharga. Karena pada akhirnya, kebahagiaan terletak pada ketenangan hati dan kebebasan menjadi diri sendiri.
KUA Kecamatan Banjit Gelar Bimbingan Perkawinan
21 Nov 2024
Kepala KUA Kasui Layani Ikrar Masuk Islam
21 Nov 2024