Workshop Zona 4 ‘Gerak Penghulu’: Antusiasme Tinggi dari Para Penghulu
Informasi

Workshop Zona 4 ‘Gerak Penghulu’: Antusiasme Tinggi dari Para Penghulu

  23 Sep 2024 |   854 |   Penulis : APRI Pusat|   Publisher : APRI Pusat

Senin, 23 September 2024 – Workshop ‘Gerak Penghulu’ Zona 4 atau Angkatan 4 yang diadakan di penghujung September ini berlangsung dengan sangat dinamis dan penuh antusiasme. Diikuti oleh penghulu dari enam provinsi, yakni Nusa Tenggara Barat (NTB), Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara, para peserta terus menunjukkan semangat yang luar biasa dalam memperdalam pemahaman terkait peran mereka dalam percepatan penurunan stunting.

Para penghulu tampak bergantian mengajukan pertanyaan kepada para pemateri yang ahli di bidangnya. Sesi pertama dibuka oleh Dr. H. Abdul Jalil, M.A., yang membawakan materi berjudul "Kebijakan Program Percepatan Penurunan Stunting." Ia memaparkan berbagai kebijakan strategis yang diambil pemerintah dalam upaya mengurangi angka stunting di Indonesia. menurutnya "Stunting adalah masalah SDM yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan bahwa pembangunan SDM dimulai dari keluarga, yang berawal dari pernikahan. Program percepatan penurunan stunting dalam Perpres 72 Tahun 2021 sangat relevan dengan tujuan pernikahan, yaitu mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas. Penghulu berperan penting dalam memberikan edukasi kepada calon pengantin mengenai kesehatan keluarga, didukung sinergi dengan Kemenkes, BKKBN, dan Pemda untuk menurunkan angka stunting sesuai target nasional."

Dilanjutkan dengan Hayyun Nur, S.Ag. M.Si., yang menguraikan "Peran dan Fungsi Penghulu dalam Program Percepatan Penurunan Stunting." Materi ini menekankan bagaimana penghulu dapat menjadi motor penggerak dalam pelaksanaan program ini di masyarakat.

Dari perspektif pendampingan calon pengantin, Ibu Deybie Yanti Berdame, S.PSi., M.Si, Widyaiswara UPT BD KKB Cirebon, menekankan peran penting Tim Pendamping Keluarga (TPK). “TPK berfungsi sebagai jembatan antara penghulu dan masyarakat dalam memastikan calon pengantin menerima edukasi dan pendampingan yang holistik, baik dari segi kesehatan maupun psikososial,” ujarnya.

Tidak ketinggalan, , Ibu Wartiningsih, S.Pd., M.Pd, Widyaiswara UPT BD KKB Cirebon, memperkenalkan aplikasi Elsimil yang dirancang untuk memfasilitasi penghulu dan TPK dalam mendampingi calon pengantin. “Elsimil membantu calon pengantin memonitor kesehatan dan kesiapan pernikahan, serta memberikan informasi lengkap mengenai pencegahan stunting,” jelas Wartiningsih.

Kepala UPT BD KKB Cirebon, Bapak Iman Hikmat, SE, mengakhiri sesi dengan penjelasan rencana tindak lanjut program ini. “Kami akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap dampak workshop ini di lapangan, serta memastikan penghulu dan TPK mendapat dukungan yang maksimal dalam menjalankan tugas pencegahan stunting.”

Peserta workshop tampak antusias sepanjang kegiatan, terlihat dari interaksi aktif dan diskusi yang berlangsung dengan para narasumber. Kegiatan ini ditutup dengan post-test yang diikuti dengan baik oleh seluruh peserta, sebagai bentuk evaluasi pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan.

Dengan penuh semangat, para peserta siap menerapkan ilmu yang mereka dapat untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di wilayah masing-masing.[zitafahmi]

Share | | | |