Inspirasi
Komentar Pembaca
Tawa di Pinggir Sawah: Merajut Kembali Harmoni yang Dirindukan
28 Oct 2024 | 38 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Tawa di Pinggir Sawah: Merajut Kembali Harmoni yang Dirindukan
Di pinggir sawah yang menghijau, di bawah langit sore yang menyala jingga, lima sahabat duduk melingkar, disertai secangkir kopi panas yang mengepul. Suara jangkrik dan desiran angin di antara padi menjadi musik alami, menambah syahdu suasana perbincangan mereka.
Badrun, yang selalu paling awal memulai obrolan, menarik napas panjang dan berkata, “Aku rindu masa kecil kita dulu. Kampung ini penuh tawa, semua orang saling bantu. Rasanya hidup itu ringan sekali, tak ada yang merasa lebih tinggi atau lebih benar.”
“Apa benar kita cuma bisa merindukan itu, Badrun?” tanya Karim, sambil menyeruput kopi. “Bukankah kita masih bisa menghidupkan nilai-nilai itu sekarang?”
Rukmini, satu-satunya perempuan di lingkaran itu, tertawa kecil, “Iya, tapi lihat kenyataannya. Orang lebih banyak memikirkan benar-salah. Agama pun jadi bahan perdebatan, bukan tempat mencari kedamaian.”
Imam, yang selalu berpikir dalam, mengangguk setuju. “Dulu, kita tidak perlu membicarakan siapa yang lebih Pancasila, siapa yang lebih Islami. Semua orang sudah tahu caranya hidup rukun tanpa menuding yang lain.”
Pembicaraan pun disambut gelak tawa oleh Sugeng, yang dikenal humoris. “Kalau begitu, mari kita buat deklarasi, mulai dari sini. Kampung kita harus kembali jadi tempat penuh tawa, bebas dari hegemoni dan tudingan. Kalau di sini bisa, siapa tahu bisa menyebar ke mana-mana.”
Mereka tertawa bersama, saling bersitatap dengan harapan besar. Di atas tanah yang menghampar hijau, di bawah langit yang mulai temaram, lima sahabat itu merencanakan sesuatu yang mungkin kecil di mata dunia, tapi besar di hati mereka. Mereka tahu, kedamaian bukan hanya soal kebijakan atau aturan, tapi soal kesadaran diri untuk hidup sederhana, saling menghormati, dan menjadi teman bagi semua.
Obrolan sore itu menjadi janji tak tertulis: merawat nilai-nilai leluhur, menebar harmoni, dan menyebarkan tawa di tengah dunia yang semakin bising.(humas lamtim)
EKA WIYATI
2024-10-28 19:40:21
Keren, lanjutkan!
hasbulah
2024-10-29 07:17:10
terimakasih bu Ketua KKG MI , ...