Menag Nasaruddin Umar: Pemimpin Harus Jadi Teladan Berorientasi Akhirat
17 Nov 2024 | 15 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Bogor (Humas Lamtim) — Memasuki hari ketiga Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama RI yang diselenggarakan pada Sabtu (16/11/2024), Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., menekankan pentingnya kepemimpinan yang mampu memberikan teladan nyata di semua tingkatan. Dalam pidato yang penuh inspirasi, Nasaruddin mengingatkan para peserta Rakernas bahwa seorang Kepala Kantor Wilayah (Ka.Kanwil) harus menjadi sosok yang tidak hanya memahami aspek administratif, tetapi juga mampu berperan sebagai figur teladan bagi masyarakat, termasuk dalam kapasitas sebagai penceramah.
"Seorang Kepala Kanwil itu adalah perpanjangan tangan Menag di provinsinya. Mereka harus mampu memberi teladan, termasuk dalam menyampaikan khutbah dan membina umat," ujar Nasaruddin dengan penuh keyakinan. Menurutnya, pemimpin di setiap level perlu menunjukkan keteladanan dalam sikap dan tindakan, sehingga dapat membimbing masyarakat menuju kehidupan beragama yang lebih baik.
Menag juga menggarisbawahi pentingnya menghargai kompetensi bawahan. Dalam pandangannya, seorang pemimpin yang baik adalah yang senantiasa bangga ketika stafnya menunjukkan kecakapan lebih di berbagai bidang. "Keberhasilan seorang pimpinan terlihat dari kecakapan dan keunggulan stafnya. Ketika bawahan lebih cerdas dan kompeten, itu adalah pencapaian pemimpin yang sesungguhnya," ucap Nasaruddin. Ia menambahkan bahwa pemimpin yang bijak harus selalu terbuka pada masukan dan gagasan dari bawahannya sebagai bentuk sinergi dalam mencapai tujuan bersama.
Menag Nasaruddin Umar juga menyinggung soal integritas dalam penempatan jabatan dan hak-hak. Dengan bahasa yang lugas namun penuh makna, ia menegaskan bahwa setiap orang harus menerima hanya apa yang menjadi haknya dan memastikan bahwa apa yang diterimanya benar-benar halal. "Mengambil yang hanya menjadi hak kita, dan menerima yang halal adalah prinsip yang harus dijunjung tinggi. Jangan berikan sesuatu kepada yang bukan haknya, termasuk kepada Menag sekalipun. Dunia ini hanya sementara, sedangkan akhiratlah yang abadi," tegasnya.
Dalam pidatonya, Menag mengajak seluruh pejabat Kementerian Agama untuk selalu menjaga orientasi pada nilai-nilai keabadian akhirat, bukan semata-mata pada kepentingan duniawi. Rakernas kali ini diharapkan dapat memperkuat komitmen semua pihak dalam membangun kebijakan yang berkelanjutan, berkeadilan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
Pidato Menag ini mendapatkan sambutan positif dari para peserta Rakernas, terutama para pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah. Diharapkan, arahan yang diberikan oleh Menag dapat menjadi pendorong dalam memperbaiki kualitas pelayanan dan pengelolaan Kementerian Agama, demi kesejahteraan umat dan kemaslahatan bangsa.