Daerah
APRI Ketapang Gelar Workshop Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Keluarga Maslahah
20 Nov 2024 | 23 | Penulis : Humas Cabang APRI Kalimantan Barat| Publisher : Biro Humas APRI Kalimantan Barat
(Ketapang - Kalbar) Pengurus Cabang Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kabupaten Ketapang selenggarakan Workshop Penguatan Modernisasi Beragama Berbasis Keluarga Maslahah, bertempat di ruang Ballroom hotel Aston Ketapang, Rabu (13/11/2024).
Kegiatan Workshop dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Drs. H. Maryadi Asmui, MM. mewakili Bupati Ketapang. Hadir pada acara pembukaan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ketapang Drs. H. Syarifendi, M.Pd.
Juga Kabag Kesra Setda Ketapang H. Munizar Misdi, S.Pd.I., Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Ketapang Drs. KH. Moh. Faisol Maksum, Para Kasi dan Penyelenggara di lingkungan Kantor Kemenag Kabupaten Ketapang.
Dilaporkan Ketua Pengurus Cabang APRI Kabupaten, H.M. Syafi'ie Huddin, S.Ag. kegiatan Workshop diikuti sebanyak 150 peserta, mereka terdiri dari Pengurus ormas, OKP, kepala madrasah dan SMA, pengurus masjid dan lembaga terkait di Ketapang.
Menurut Syafi'ie, dasar pemikiran diadakannya Workshop Penguatan Modernisasi Beragama Berbasis Keluarga Maslahah, bawah keluarga unit terkecil dalam masyarakat memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter individu.
"Sebagai lingkungan pertama bagi anak-anak, keluarga menjadi tempat internalisasi nilai-nilai moral, agama, dan sosial," ungkap Syafi'ie Kepala KUA Kecamatan Benua Kayong.
Dalam konteks ini, menurut pria ini, keluarga maslahah, yang berorientasi pada kebaikan dan kebermanfaatan bersama, menjadi fondasi utama dalam membangun individu yang moderat, toleran, dan berakhlak mulia.
Selain itu, lanjut Syafi'ie, modernisasi menghadirkan peluang sekaligus tantangan, terutama dalam kehidupan beragama. Arus globalisasi, perkembangan teknologi informasi, dan media sosial sering kali membawa disinformasi atau ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai keberagamaan yang moderat.
"Oleh karena itu, perlu penguatan konsep modernisasi beragama yang tidak hanya adaptif terhadap perubahan zaman, tetapi juga tetap berpegang pada nilai-nilai agama yang inklusif dan damai." jelasnya.
Tidak itu saja menurut Syafi'ie, ancaman Radikalisme dan Terorisme terhadap Kehidupan Beragama dan Keberagaman
Radikalisme dan terorisme menjadi ancaman nyata yang merusak tatanan sosial, mengganggu kerukunan umat beragama, dan menimbulkan rasa tidak aman di masyarakat.
Dijelaskan Syafi'ie, dalam banyak kasus, radikalisasi sering dimulai di lingkungan keluarga melalui pengaruh ideologi ekstrem yang disebarkan secara langsung atau melalui media. Oleh karena itu, penting untuk membangun ketahanan keluarga terhadap infiltrasi ideologi radikal.
Kemudian, pentingnya pendidikan dan kesadaran dalam keluarga. Pendidikan berbasis keluarga memainkan peran sentral dalam membangun kesadaran terhadap pentingnya nilai-nilai moderasi beragama dan pencegahan radikalisme.
Melalui pendekatan edukatif, diharapkan Syafi'ie keluarga dapat menjadi benteng utama untuk menyaring informasi, menanamkan nilai toleransi, dan mencegah berkembangnya paham-paham yang bertentangan dengan prinsip kemanusiaan dan kebangsaan.
Lebih lanjut dikatakan Pemerintah, melalui berbagai kebijakan, telah mendorong program moderasi beragama dan pencegahan radikalisme. Namun, keberhasilan program tersebut membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat, khususnya keluarga, sebagai ujung tombak implementasi di tingkat akar rumput.
Oleh karena itu, tujuan diadakannya workshop menurut Ketua APRI Ketapang ini adalah mengedukasi keluarga tentang pentingnya modernisasi beragama berbasis maslahah. Memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme dan terorisme.
Tujuan berikutnya adalah, membekali keluarga dengan strategi pencegahan infiltrasi ideologi radikal. Kemudian Membangun keluarga sebagai agen perubahan menuju masyarakat yang harmonis dan damai.
"Dengan pelaksanaan workshop ini, diharapkan dapat tercipta keluarga-keluarga yang kokoh dalam menginternalisasi nilai-nilai agama yang moderat, toleran, dan berorientasi pada kemaslahatan bersama." harap Syafi'ie.
Workshop penguatan moderasi beragama berbasis keluarga maslahah menghadirkan Guru Besar IAIN Pontianak yang juga sebagai Ketua Forum Komunitas Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Barat, Prof. Dr. KH. Wajidi Sayadi, M.Ag. Pembicara lain adalah Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalbar dan Drs. H. Satuki Huddin, M.Si. (*)