KUA Bantimurung Inovasi Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) Dengan Aplikasi Interaktif
09 Nov 2024 | 302 | Penulis : Humas Cabang APRI Sulawesi Selatan| Publisher : Biro Humas APRI Sulawesi Selatan
KUA Kecamatan Bantimurung laksanakan kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di SMA 4 Bantimurung pada Jumat, (08/11/2024). dengan mengusung tema: “Literasi Al-qur’an dan digital : Langkah Bijak Mencegah Pernikahan Usia Anak di Era Digital”. Kegiatan ini Diikuti oleh 439 peserta yang terdiri dari siswa siswi dari kelas X dan XI SMA 4 Bantimurung.
Turut hadir pada Kegiatan ini Kepala Sekolah beserta guru-guru SMA 4 Bantimurung, Para Penyuluh Agama Islam, Penghulu dan Staf KUA Kecamatan Bantimurung.
Kepala SMA 4 Bantimurung memberikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Kepala KUA Bantimurung beserta para jajaran yang datang secara langsung ke sekolah sebagai wujud pembentukan karakter siswa-siswi melalui bimbingan remaja usia sekolah (BRUS).
Kepala KUA Bantimurung Muh Tang, juga Sebagai Fasilitator BRUS, dengan topik “Konsep diri remaja yang sehat dan Remaja keren qur’ani”, dalam pemaparannya menekankan tentang pentingnya Literasi Al-qur’an dan literasi digital secara bijak dalam mencegah pernikahan usia anak. Literasi Alqur’an membantu remaja memahami nilai-nilai Agama yang menekankan pentingnya kedewasaaan baik dari segi fisiologi, psikologi dan sosiologi, serta kekuatan pemahaman diri untuk membangun mental yang kuat dan Keputusan yang bijaksana, juga membentuk moralitas dan etika dalam interaksi sosial untuk membangun hubungan yang sehat, sehingga mereka lebih mampu menjaga diri dari situasi yang perpotensi menyebabkan terjadinya pernikahan usia anak.
Narasumber kedua, Herlinah, Ketua Bidang Pendidikan DWP Kemenag Maros yang sekaligus akademisi dan peneliti Bidang TIK , dengan materi “Literasi Digital: Langkah Bijak Mencegah Pernikahan Usia Anak.”
Dalam paparannya, Herlinah menjelaskan bahwa literasi digital berperan penting dalam membekali remaja usia sekolah untuk memahami dampak buruk pernikahan usia anak dan memanfaatkan platform digital secara bijak. Menurutnya, salah satu tantangan dalam mengatasi pernikahan usia anak adalah kurangnya literasi digital. Melalui pemahaman literasi digital, dapat meningkatkan kesadaran remaja dalam menggunakan media digital untuk meningkatkan produktifitas dan mendatangkan kemaslahatan dengan mengakses informasi berkualitas serta bermanfaat yang mendorong pemikiran kritis untuk melindungi hak-hak mereka,” ujarnya.
Herlinah juga menekankan pentingnya peran orang tua dan pendidik dalam membimbing anak-anak menggunakan teknologi dengan aman dan bijak. “Orang tua dan pendidik harus menjadi contoh dalam penggunaan teknologi yang positif serta proaktif dalam memberikan edukasi tentang risiko pernikahan usia anak,”.
Karena banyaknya peserta kegiatan, Narasumber menerapkan model pembelajaran inovatif menggunakan aplikasi interaktif yang memungkinkan peserta dapat berinteraksi langsung dan berpartisipasi aktif disetiap sesi kegiatan, sehingga menciptakan suasana belajar yang lebih inklusif dan partisipatif. Dan lebih menariknya lagi narasumber mengapresiasi feedback/jawaban dari siwa-siswi dengan memberikan beragam hadiah sebagai motivasi.
Editor: Alimin
KUA mengemban tugas strategis ditengah masyarakat. Tetap semangat, ihlas beramal. 👍