Jejak Kaki di Surga: Menemukan Kedamaian di Antara Sawah dan Gunung
26 Oct 2024 | 83 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Jejak Kaki di Surga: Menemukan Kedamaian
di Antara Sawah dan Gunung
Oleh : (H. Kasbolah, M.Pd.)
Pernahkah Anda membayangkan betapa damai rasanya berjalan di tengah sawah yang luas, dengan latar belakang pegunungan yang menjulang tinggi? Pemandangan seperti ini begitu sering kita jumpai dalam lukisan atau film, menggambarkan suatu tempat yang penuh kedamaian dan ketenangan. Namun, keindahan alam seperti ini bukan hanya sekadar imajinasi, melainkan sebuah kenyataan yang dapat kita nikmati langsung.
Bayangkanlah, langkah kaki Anda menjejak lembut di atas hamparan sawah yang hijau menguning. Setiap hembusan angin membawa aroma tanah yang basah dan segar, bercampur dengan bau padi yang harum. Suara burung berkicau merdu mengalun merdu di telinga, seolah menyambut kedatangan Anda. Di kejauhan, pegunungan menjulang tinggi, berdiri kokoh sebagai saksi bisu perjalanan waktu.
Warna hijau yang mendominasi pemandangan ini memberikan efek menenangkan pada mata dan pikiran. Hijau adalah warna alam yang paling banyak ditemukan di bumi, dan warna ini dikaitkan dengan keseimbangan, ketenangan, dan pertumbuhan. Ketika kita memandang hamparan sawah yang hijau, secara tidak sadar kita akan merasa lebih rileks dan tenang.
Selain warna, suara alam juga memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang damai. Gemricik air sungai yang mengalir, desiran angin yang menerpa dedaunan, dan kicau burung yang merdu menciptakan harmoni alam yang menenangkan jiwa. Suara-suara ini seolah mengajak kita untuk melupakan sejenak hiruk pikuk kehidupan sehari-hari dan fokus pada keindahan alam di sekitar kita.
Tidak hanya itu, aroma alam juga memberikan sensasi yang unik. Aroma tanah yang basah setelah hujan, bau padi yang menguning, dan aroma bunga-bungaan yang semerbak menciptakan pengalaman yang multisensorial. Aromaterapi telah membuktikan bahwa aroma tertentu dapat memberikan efek positif pada suasana hati dan pikiran.
Keindahan alam yang kita nikmati ini bukan hanya sekedar pemandangan yang indah, tetapi juga mengandung makna yang lebih dalam. Banyak agama mengajarkan bahwa alam adalah ciptaan Tuhan yang sempurna dan merupakan tempat untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Di tengah alam, kita dapat merasakan kehadiran Tuhan yang Maha Besar dan merenungkan keagungan ciptaan-Nya.
Selain itu, berada di tengah alam juga dapat membantu kita untuk melakukan refleksi diri. Jauh dari hiruk pikuk kota, kita dapat merenungkan kembali tujuan hidup, melepaskan segala beban pikiran, dan menemukan kedamaian batin. Alam memberikan kita ruang untuk berpikir jernih dan menemukan solusi atas masalah yang kita hadapi.
Namun, keindahan alam yang kita nikmati saat ini terancam oleh berbagai masalah lingkungan seperti perubahan iklim, polusi, dan kerusakan habitat. Oleh karena itu, kita perlu menjaga dan melestarikan alam agar keindahannya dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Kita dapat berkontribusi dengan cara yang sederhana, seperti mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, dan menanam pohon.
1. Lingkungan ; Anugerah Allah dan Kewajiban Melestarikannya
Semesta, dalam keindahan dan kelimpahannya, adalah anugerah ilahi. Kemanusiaan, sebagai pengelola Bumi, dipercayakan untuk merawat dan melestarikannya. Di banyak agama, dunia alami dipandang sebagai rumah bersama bagi semua makhluk hidup. Kerusakan lingkungan tidak hanya merugikan manusia tetapi juga semua makhluk hidup. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan adalah baik tindakan ibadah maupun ungkapan syukur kepada Sang Pencipta.
Lingkungan kita adalah jaring kompleks dari hal-hal hidup dan tidak hidup. Alam menyediakan kita dengan sumber daya penting seperti udara bersih, air, dan makanan. Namun, aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan mengganggu keseimbangan yang rapuh ini. Kerusakan lingkungan mengurangi kualitas hidup kita dan meningkatkan risiko bencana alam. Oleh karena itu, melindungi lingkungan kita adalah investasi jangka panjang yang penting untuk kelangsungan hidup kita dan kesejahteraan generasi mendatang.
A. Lingkungan Menurut Para Ahli
Menurut Marlia et al. (2024) menjelaskan bahwa Lingkungan adalah mencakup segala sesuatu yang berada di luar diri kita. Effendi mendefinisikannya sebagai segala sesuatu yang mengelilingi manusia yang berdampak pada kelangsungan hidup dan kesejahteraan mereka, termasuk interaksi langsung dan tidak langsung dengan makhluk hidup lainnya.
Sumarwoto menggambarkannya sebagai totalitas objek dan kondisi dalam suatu ruang yang mempengaruhi kehidupan kita. Ini mencakup semua elemen fisik, biologis, dan sosial yang berinteraksi dengan dan mempengaruhi kehidupan manusia. Secara teoritis, ruang ini tidak terbatas, tetapi secara praktis, ruang ini didefinisikan oleh batasan seperti sungai, lautan, tebing, atau bahkan faktor politik.
Sumarwoto menggambarkannya sebagai totalitas objek dan kondisi dalam suatu ruang yang mempengaruhi kehidupan kita. Ini mencakup semua elemen fisik, biologis, dan sosial yang berinteraksi dengan dan mempengaruhi kehidupan manusia. Secara teoritis, ruang ini tidak terbatas, tetapi secara praktis, ruang ini didefinisikan oleh batasan seperti sungai, lautan, tebing, atau bahkan faktor politik.
Yusuf al-Qardhawi mencatat penggunaan etimologis dan terminologis yang jarang dari "lingkungan," mendefinisikannya sebagai bidang di mana manusia hidup, bepergian, dan mencari perlindungan, baik secara sukarela maupun tidak. Pada dasarnya, "lingkungan" merujuk pada ruang yang dihuni oleh entitas hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik), yang semuanya saling terhubung dan mempengaruhi satu sama lain, baik di antara mereka sendiri maupun dengan lingkungan sekitarnya.
B. Lingkungan Menurut Alquran
Al-Qur'an berisi banyak ayat tentang dunia alam dan isu-isu lingkungan Alquran banyak menggunakan beragam term. Yaitu term al-ʾalamīn (seluruh spesies), al-samâ (ruang dan waktu), al[1]ardl (bumi), dan al-bi’ah(lingkungan). Dalam Alquran, kata al-ʾalamīn disebut sebanyak 71 dalam bentuk frasa atau gabungan kata. Secara kualitas, penyebutan al-ʾalamīn dalam Alquran tidak selalu berkonotasi seluruh spesies (makhluk), terkadang digunakan untuk menunjuk makhluk berakal yakni manusia. Kata al-ʾalamīn yang bermakna lingkungan di antaranya terdapat dalam surah al-Anbiya'/21 : 107.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Menurut Quraish Shihab menjelaskan ‘alamīn (semesta alam) pada ayat-ayat yang tersebut di atas adalah Segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan dan terdiri dari berbagai macam dan jenis, seperti sifat manusia, sifat binatang, sifat tumbuhan, dan benda mati. Allah, Pencipta semua alam ini. Penjelasan Quraish Shihab, Allah menciptakan semua jenis alam, baik hidup (manusia dan hewan), maupun tidak hidup (tumbuhan dan benda mati), segala aspek kehidupan dan alam semesta ini. Kata al-samâ’ yang bermakna jagad raya, ruang angkasa di antaranya terdapat dalam surah al-Anbiya’/21 : 32. (Marlia et al., 2024)
Semesta, dengan segala keindahan dan kekayaannya, adalah hadiah yang megah dari Sang Pencipta. Sebagai pengelola Bumi, kita dipercayakan untuk melindungi dan melestarikannya. Banyak agama mengajarkan kita bahwa alam adalah rumah bersama bagi semua makhluk hidup. Kerusakan lingkungan tidak hanya merugikan umat manusia tetapi juga makhluk lainnya. Oleh karena itu, menjaga lingkungan adalah tindakan ibadah dan ungkapan syukur kepada Pencipta kita.
Aksi Nyata Seorang Muslim untuk Menjaga Lingkungan
Diskusi sebelumnya dengan jelas menyoroti pentingnya pengelolaan lingkungan dari perspektif agama. Sebagai umat Muslim, kita memiliki banyak referensi kitab suci dan contoh dari Nabi Muhammad (saw) yang mendorong kita untuk memperlakukan alam dengan hormat. Berikut adalah beberapa tindakan praktis yang dapat kita lakukan:
1. Berdasarkan Ajaran Islam:
- Menjaga kebersihan:
Islam menekankan kebersihan, baik pribadi maupun lingkungan. Kita diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan sungai dan lautan, serta menjaga kebersihan tempat umum.
- Menghemat sumber daya alam
Air, udara, dan energi adalah anugerah Allah yang harus kita syukuri dengan cara menggunakannya secara bijak dan tidak berlebihan.
- Menanam pohon
Menanam pohon adalah salah satu amal jariyah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Pohon memberikan banyak manfaat, seperti menghasilkan oksigen, menyerap karbon dioksida, dan mencegah erosi tanah.
- Mencintai hewan
Hewan adalah makhluk hidup ciptaan Allah yang memiliki hak untuk hidup. Kita dilarang untuk menyakiti hewan tanpa alasan yang jelas.
- Melakukan daur ulang
Daur ulang sampah dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan mengurangi pencemaran lingkungan.
2. Aksi Nyata dalam Kehidupan Sehari-hari:
- Menggunakan transportasi umum:
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dapat mengurangi emisi gas buang yang menyebabkan polusi udara.
- Menghemat energy
Mematikan lampu saat tidak digunakan, menggunakan peralatan elektronik yang hemat energi, dan mengurangi penggunaan air adalah beberapa cara sederhana untuk menghemat energi.
- Membawa tas belanja sendiri:
Dengan membawa tas belanja sendiri, kita dapat mengurangi penggunaan kantong plastik yang sulit terurai.
- Memilih produk ramah lingkungan: Saat berbelanja, perhatikan label produk dan pilih produk yang ramah lingkungan.
- Berpartisipasi dalam kegiatan social
Ikut serta dalam kegiatan membersihkan lingkungan, menanam pohon, atau kampanye pelestarian lingkungan.
- Mengajarkan kepada orang lain
Ajarkan kepada keluarga, teman, dan masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga lingkungan
Sebagai penutup, keindahan alam yang kita nikmati di antara sawah dan gunung adalah anugerah yang tak ternilai. Alam memberikan kita kedamaian, ketenangan, dan inspirasi. Mari kita jaga keindahan alam ini agar generasi mendatang juga dapat merasakan kedamaian yang sama.
"Jejak
Kaki di Surga" mengungkapkan alam sebagai sumber kedamaian dan ketenangan,
ditemukan di tengah sawah hijau dan gunung-gunung yang menjulang tinggi.
Keindahan alam ini tidak hanya menawarkan ketenangan visual tetapi juga
melibatkan indera lainnya dengan suara dan aroma yang menyegarkan. Mengalami
alam memungkinkan refleksi tentang ciptaan Tuhan dan menumbuhkan kedamaian
batin. Namun, tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, polusi, dan
perusakan habitat mengancam keindahan ini, menjadikan konservasi sebagai
tindakan ibadah dan rasa syukur.
Secara akademis, lingkungan mencakup segala sesuatu yang mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia, termasuk interaksi dengan makhluk
hidup lainnya. Pemahaman ini sangat penting untuk pengelolaan lingkungan yang
berkelanjutan, menjaga keseimbangan ekologi untuk generasi mendatang. Oleh
karena itu, konservasi bukan hanya kewajiban moral tetapi juga investasi jangka
panjang dalam kelangsungan hidup semua makhluk.
Daftar Pustaka :
Marlia, A., UIN Raden Fatah Palembang, Susanti, E. D., UIN Raden Fatah Palembang, Kurniawan, H., UIN Raden Fatah Palembang, A., I., UIN Raden Fatah Palembang, Sari, P. A., UIN Raden Fatah Palembang, Angelina, R., UIN Raden Fatah Palembang, Fatihah, F., UIN Raden Fatah Palembang, Almaulidi, M. D., & UIN Raden Fatah Palembang. (2024). Telaah ayat Al-Quran tentang menjaga lingkungan hidup. Jurnal Multidisiplin Ilmu Akademik, Vol.1(No.3),
KUA Kecamatan Banjit Gelar Bimbingan Perkawinan
21 Nov 2024
Kepala KUA Kasui Layani Ikrar Masuk Islam
21 Nov 2024