Bimbingan Perkawinan di KUA Rangkasbitung: Sinergi Bersama untuk Percepatan Penurunan Stunting
Daerah

Bimbingan Perkawinan di KUA Rangkasbitung: Sinergi Bersama untuk Percepatan Penurunan Stunting

  07 Oct 2024 |   82 |   Penulis : PC Lebak|   Publisher : Biro Humas APRI Banten

Rangkasbitung-Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mempercepat penurunan angka stunting, KUA Rangkasbitung mengadakan acara Bimbingan Perkawinan yang diikuti oleh pasangan calon pengantin. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya persiapan mental, fisik, serta kesehatan reproduksi sebagai salah satu upaya pencegahan stunting pada anak sejak dini.


 

Sambutan dari Kepala KUA Rangkasbitung

 

Acara ini dibuka dengan sambutan oleh H. Asep Fathurrohman, S.Ag., Kepala KUA Rangkasbitung. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran pasangan calon pengantin dalam menciptakan keluarga sehat yang bebas dari stunting. Menurutnya, upaya pencegahan stunting tidak hanya dimulai setelah anak lahir, tetapi sejak perencanaan pernikahan. “Membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah, harus juga diiringi dengan upaya untuk mewujudkan anak-anak yang sehat dan cerdas. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama,” ungkapnya.

 

Materi Bimbingan

 

1. Drs. H. Ade Muslih, Penyuluh Agama KUA Rangkasbitung

Sebagai pemateri utama, Drs. H. Ade Muslih menyampaikan pentingnya bimbingan perkawinan dari perspektif agama. Dalam materinya, beliau menjelaskan bagaimana membangun keluarga yang sehat dan harmonis sesuai dengan ajaran Islam. “Kesehatan fisik dan mental calon ibu dan ayah adalah salah satu kunci utama dalam membangun generasi yang sehat, bebas dari stunting. Peran orang tua dimulai dari kesiapan mental dalam pernikahan,” ujarnya.

Beliau juga menekankan pentingnya tanggung jawab orang tua dalam hal pemenuhan gizi anak serta menjaga kesehatan ibu hamil sejak dini. Keseimbangan antara kehidupan rumah tangga yang bahagia dengan kesehatan fisik menjadi elemen penting dalam mewujudkan keluarga yang kuat.



2. Tim PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana)

Tim dari PLKB memberikan pemaparan seputar pentingnya perencanaan keluarga yang matang, termasuk perencanaan kehamilan dan penggunaan alat kontrasepsi. Mereka juga menjelaskan bagaimana menjaga kesehatan reproduksi dan pentingnya jarak kelahiran untuk mencegah stunting. Menurut PLKB, pasangan harus memiliki pemahaman yang cukup tentang kesehatan reproduksi dan pola asuh anak yang baik untuk memastikan pertumbuhan optimal.


3. Bidan dari Puskesmas Rangkasbitung

Bidan dari Puskesmas Rangkasbitung memberikan penjelasan mengenai faktor kesehatan yang berperan dalam penurunan stunting. Ia menyampaikan pentingnya asupan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan balita, serta pengetahuan tentang tanda-tanda awal stunting. “Pemahaman tentang nutrisi, imunisasi, dan pola hidup sehat sangat penting dalam mencegah stunting pada anak. Peran calon orang tua sangat besar dalam hal ini,” jelasnya.

Beliau juga menyoroti pentingnya 1000 hari pertama kehidupan anak, yang dimulai sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Dalam periode ini, asupan gizi yang cukup dan pola hidup sehat harus dijaga dengan baik agar anak tumbuh secara optimal.

 

Sinergi Antar Lembaga

 

Acara ini merupakan bentuk sinergi antara KUA, PLKB, dan Puskesmas dalam rangka menciptakan generasi masa depan yang sehat dan bebas dari stunting. Kegiatan ini mendapat sambutan yang positif dari para peserta, yang merasa mendapatkan bekal ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan pernikahan dan kesehatan keluarga mereka.

 

Dengan adanya kegiatan bimbingan perkawinan ini, diharapkan calon pengantin tidak hanya siap secara mental dan spiritual, tetapi juga mampu memahami peran mereka dalam menjaga kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting. Melalui edukasi seperti ini, upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting dapat berjalan lebih efektif dan berkesinambungan. [Andika]

Komentar Pembaca
Nurul Huda 2024-10-07 12:46:07

Semangat KUA

H. Asep 2024-10-07 20:44:41

Siap

Share | | | |