Perubahan Diri di Tahun Baru: Mengubah Nasib Rumah Tangga untuk Lebih Baik
Inspirasi

Perubahan Diri di Tahun Baru: Mengubah Nasib Rumah Tangga untuk Lebih Baik

  31 Dec 2024 |   39 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Saudaraku, di akhir tahun 2024 tepatnya Selasa 31 Desember 

Tahun baru adalah seperti sebuah buku kosong, dan kita adalah penulisnya. Setiap langkah yang kita ambil, setiap keputusan yang kita buat, akan mencatatkan kisah dalam perjalanan hidup kita. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Aristoteles, "Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang siap pakai, tetapi hasil dari usaha kita sendiri." Maka, jika kita menginginkan kehidupan rumah tangga yang lebih baik, perubahan dimulai dari dalam diri kita sendiri.

Setiap perubahan, baik itu besar maupun kecil, selalu berakar dari kesadaran kita akan siapa kita dan bagaimana kita memandang dunia ini. Untuk itu, dalam menyambut tahun baru, marilah kita merenungkan dengan dalam: Apakah kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik untuk keluarga kita? Apakah kita sudah cukup memperbaiki cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan mendukung pasangan serta anak-anak kita?

Perubahan Itu Dimulai Dari Dalam Diri

Al-Ghazali, sang filsuf yang bijaksana, mengajarkan bahwa setiap perubahan sejati selalu dimulai dengan niat yang tulus dan tekad yang kuat. “Barangsiapa yang ingin memperbaiki dirinya, hendaknya ia memperbaiki niatnya terlebih dahulu.” Begitu pula dalam rumah tangga, jika kita menginginkan perubahan yang lebih baik, kita harus memperbaiki diri kita terlebih dahulu. Jangan kita menunggu pasangan kita berubah, karena perubahan pertama kali datang dari kita. Jika kita ingin memiliki rumah tangga yang lebih harmonis, lebih penuh kasih, dan lebih bahagia, maka kita harus menjadi pribadi yang lebih baik—lebih sabar, lebih pengertian, lebih penuh perhatian.

Aristoteles pernah berkata, "Keutamaan adalah kebiasaan." Artinya, kebiasaan kita sehari-hari membentuk siapa kita sebenarnya. Jika kebiasaan kita adalah mendengarkan dengan penuh perhatian, memberi kasih sayang tanpa pamrih, dan berkomunikasi dengan jujur, maka keluarga kita pun akan berkembang menjadi keluarga yang penuh dengan kehangatan, saling pengertian, dan kebahagiaan. Tetapi, jika kebiasaan kita adalah mengabaikan, marah tanpa alasan yang jelas, atau terjebak dalam ego pribadi, maka rumah tangga kita akan jauh dari ketenangan dan kedamaian.

Mengubah Nasib Rumah Tangga Melalui Perubahan Pribadi

Nasib rumah tangga bukanlah takdir yang tak bisa diubah, ia adalah hasil dari pilihan dan usaha kita. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk memperbaiki diri dan untuk memperbaiki hubungan kita dengan pasangan dan keluarga. Terkadang, kita terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan lupa bahwa kebahagiaan dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, tetapi sesuatu yang harus dibangun dengan kerja keras, kesabaran, dan ketulusan hati.

Jika kita ingin mengubah nasib keluarga kita, maka kita harus terlebih dahulu mengubah cara kita berpikir dan bertindak. Hindari kebiasaan buruk yang merusak, seperti berbicara dengan kasar, menuntut terlalu banyak tanpa memberi, atau terlalu sibuk dengan diri sendiri hingga lupa akan orang-orang yang kita cintai. Sebaliknya, mari kita membiasakan diri untuk memberi dengan ikhlas, untuk mendengarkan dengan empati, dan untuk mengerti bahwa setiap orang dalam keluarga memiliki perasaan dan kebutuhan yang harus dihargai.

Bertumbuh Bersama Dalam Cinta dan Keikhlasan

Saudaraku, rumah tangga yang baik adalah rumah tangga yang terus berkembang. Seperti yang dikatakan oleh Aristoteles, "Manusia adalah makhluk yang berpotensi untuk berkembang, tetapi potensi ini hanya terwujud jika ia berusaha keras untuk mengembangkan kebajikannya." Begitu pula dengan kita dalam keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki potensi untuk berkembang, dan tugas kita sebagai pasangan, orang tua, atau anak adalah untuk membantu satu sama lain dalam perjalanan tersebut. Bertumbuh bersama dalam cinta, saling mendukung, dan menguatkan adalah kunci untuk menciptakan rumah tangga yang penuh dengan keberkahan.

Tahun baru adalah momen yang penuh makna. Ia bukan sekadar pergantian angka, tetapi peluang untuk merubah cara kita menjalani hidup, untuk memperbaiki diri, dan untuk memperbaiki nasib rumah tangga kita. Jika kita ingin menjadi keluarga yang lebih baik, maka kita harus berani berubah. Perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri. Maka, jika kita ingin tahun baru ini membawa keberkahan dan kebahagiaan dalam keluarga, mari kita tanamkan niat untuk menjadi lebih baik—untuk diri kita sendiri, untuk pasangan kita, dan untuk keluarga kita.

Penutup: Sebuah Langkah Menuju Kebaikan

Sebagaimana kata Al-Ghazali, "Seseorang yang berusaha mengubah dirinya, sejatinya sedang berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah." Mari, kita jadikan tahun baru ini sebagai kesempatan untuk tidak hanya memperbaiki diri, tetapi juga untuk memperbaiki hubungan kita dalam rumah tangga. Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, dan keluarga kita semakin sejahtera, penuh dengan kasih sayang, kedamaian, dan keberkahan.

Jika kita semua berusaha untuk menjadi lebih baik, maka nasib rumah tangga kita akan menjadi lebih baik. Dan dengan itu, kita akan meraih kebahagiaan yang sejati, yang hanya bisa ditemukan di dalam ikatan yang tulus, saling mendukung, dan penuh kasih. MKA"

Share | | | |