Penghulu Bermani Ulu Raya Terima Tamu dari Riyadh Arab Saudi
20 Oct 2024 | 13 | Penulis : Humas Cabang APRI Bengkulu| Publisher : Biro Humas APRI Bengkulu
Rejang Lebong (Humas) --- Penghulu Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong, Bulkis, S.Th.I, MHI pada Minggu, 20 Oktober 2024 menerima kunjungan dua orang muballigh dari Riyadh, Arab Saudi. Penghulu sekaligus Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Rejang Lebong ini bersama Ketua NU RL, Drs. H. Ngadri Yusro, menyambut kedua tamu tersebut di kediaman Ketua NU Rejang Lebong.
Setelah berkenalan, diketahui ternyata kedua muballigh tersebut bernama Abu Yazid dan Abu Umar. Keduanya berasal dari Riyadh, Arab Saudi. Abu Yazid dan Abu Umar sekarang berprofesi sebagai dosen di salah satu Universitas terkemuka Arab Saudi dan sedang menyelesaikan disertasi untuk meraih gelar Doktor. Dengan didampingi oleh penterjemah, Abbas, dosen Politeknik LP3I Bandung, kedua muballigh tersebut menyambangi beberapa wilayah di Republik Indonesia dalam rangka safari dakwah.
Menurut Abu Yazid, Indonesia merupakan negara yang sangat menarik. Meski jauh dari Kota Makkah, namun Muslim menjadi mayoritas di negeri ini. Hanya saja menurut beliau, dakwah di Indonesia belum menyentuh seluruh elemen masyarakat. Kebanyakan da’i yang ada di Indonesia hanya menunggu undangan untuk menyampaikan dakwah di mimbar-mimbar. Jarang sekali da’i yang mau turun langsung menemui masyarakat lalu berdakwah.
“Kalo kita lihat dakwah manhaj nabawi, dakwah semestinya disampaikan langsung kepada masyarakat. Belajar, beramal, dan mengajak adalah tiga poin penting dalam manhaj nabawi. Para sahabat belajar kepada Nabi Muhammad SAW, lalu mengamalkan ajaran tersebut, kemudian mereka langsung mengajarkan kepada istri, anak, karib kerabat, dan siapapun yang mereka temui baik itu di jalan ataupun di pasar”, papar Abu Yazid.
Ketua LDNU Rejang Lebong, Bulkis, S.Th.I, MHI mengakui bahwa jumlah da’i yang ada di Rejang Lebong sangat terbatas. Kekurangan da’i tersebut lebih terasa khususnya pada bulan Ramadhan, banyak masjid dan mushalla yang tidak kebagian ustadz atau penceramah. Begitu juga muballighah atau da’i wanita masih sangat sedikit. Sehingga pengajaran fikih wanita tidak bisa disampaikan secara maksimal.
“Kita merasa sangat terbantu dengan adanya safari Ramadhan yang dilakukan oleh Pemerintah baik Daerah maupun Propinsi juga Kementerian Agama, sehingga masjid dan mushalla di desa-desa terpencil bisa terjangkau, meskipun tidak seluruhnya”, tutur Bulkis.
Setelah berdiskusi cukup lama, Ketua NU Rejang Lebong mengajak kedua muballigh tersebut menuju Masjid Agung Curup guna memimpin shalat Zhuhur berjamaah dan bersilaturahim dengan jamaah.