
Pencatatan Perkawinan di Dua Desa, Penghulu KUA Jabung Menyatu dengan Perjalanan dan Tugas Mulia
05 Dec 2024 | 41 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Lampung Timur, Jabung, 5 Desember 2024 – Tugas seorang penghulu tidak hanya terbatas pada pencatatan administrasi perkawinan, tetapi juga menyentuh aspek kehidupan yang penuh makna. Hal ini tercermin dalam dedikasi Khoirul Anam, S.TH, penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Jabung, yang baru-baru ini menjalankan tugas mulianya dengan melakukan pencatatan perkawinan di dua desa yang berbeda, yakni Desa Mumbang Jaya dan Desa Adiluhur. Perjalanan panjang dan medan yang tak selalu mudah tidak membuat Khoirul Anam surut, melainkan semakin menguatkan semangatnya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Hari itu dimulai dengan perjalanan penuh tantangan menuju Desa Mumbang Jaya, yang terletak jauh dari pusat kecamatan Jabung. Jalan berbukit, berbatu, dan sebagian besar tidak beraspal menambah kesulitan dalam perjalanan. Meski begitu, Khoirul Anam tidak gentar. Ia tahu betul bahwa tugas yang ia jalani bukan hanya soal administrasi, tetapi juga soal mengawal langkah pertama pasangan yang akan mengarungi kehidupan berumah tangga.
Setibanya di Desa Mumbang Jaya, suasana haru dan bahagia menyelimuti prosesi pencatatan perkawinan. Pasangan yang siap melangkah ke jenjang pernikahan tampak penuh harapan, sementara Khoirul Anam, dengan penuh perhatian, memberikan nasihat yang tak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga pada makna pernikahan itu sendiri. “Pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh dinamika. Di balik kebahagiaan, pasti ada ujian yang harus dihadapi bersama. Saling percaya dan komunikasi yang baik adalah fondasi yang harus dibangun sejak awal,” pesan Khoirul Anam kepada pasangan yang baru menikah.
Usai menyelesaikan pencatatan di Desa Mumbang Jaya, Khoirul Anam melanjutkan perjalanan ke Desa Adiluhur, yang terletak cukup jauh namun dengan kondisi jalan yang lebih mudah dilalui. Meski demikian, ia tetap harus menghadapi tantangan waktu yang ketat antara dua lokasi yang cukup berjauhan. Namun, bagi Khoirul Anam, tantangan ini tidak mengurangi komitmennya untuk menjalankan tugas dengan sepenuh hati.
Di Desa Adiluhur, proses pencatatan perkawinan berlangsung dengan lancar. Selain memenuhi tanggung jawabnya sebagai penghulu, Khoirul Anam kembali memberikan nasehat yang menekankan pentingnya kebersamaan dalam pernikahan. Ia mengingatkan pasangan yang baru menikah untuk tidak hanya mengandalkan perasaan, tetapi juga saling menjaga komitmen dan menjalani hidup bersama dengan saling menguatkan. “Jangan biarkan jarak atau waktu memisahkan kalian. Setiap hari adalah kesempatan untuk semakin dekat, saling memahami, dan memperkuat ikatan cinta. Rumah tangga yang kuat dibangun dari kesetiaan, saling menghargai, dan keteguhan hati,” ujar Khoirul Anam penuh bijaksana.
Dengan dedikasi yang tinggi, Khoirul Anam menunjukkan bahwa menjadi penghulu bukan sekadar melakukan pencatatan formal, tetapi juga memberi bimbingan spiritual dan emosional kepada pasangan yang baru menikah. Meskipun perjalanan yang ditempuh jauh dan penuh rintangan, semangat Khoirul Anam untuk membantu masyarakat tidak pernah pudar.
Di akhir prosesi, Khoirul Anam selalu menutup dengan doa tulus agar kedua pasangan yang baru menikah diberkahi dalam menjalani hidup mereka. “Semoga kalian membangun keluarga yang penuh cinta, kedamaian, dan kebahagiaan. Ingat, pernikahan bukan hanya soal berdua, tetapi juga soal dua keluarga yang saling mendukung,” tutup Khoirul Anam.
Perjalanan hari itu, yang dimulai dengan medan yang menantang dan berakhir dengan momen haru di dua desa yang berbeda, mengingatkan kita bahwa menjadi seorang penghulu bukan hanya sekadar pekerjaan. Ini adalah pengabdian yang menghubungkan kehidupan pribadi pasangan dengan tanggung jawab moral yang lebih besar, sebuah perjalanan yang penuh makna dan harapan. "MKA"