Angka Nikah Turun, Cerai Naik! Dirjen Bimas Islam Soroti Urgensi Bimbingan Perkawinan
Nasional

Angka Nikah Turun, Cerai Naik! Dirjen Bimas Islam Soroti Urgensi Bimbingan Perkawinan

  18 Feb 2025 |   170 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

JAKARTA [Humas] – Tren penurunan angka pernikahan dan lonjakan perceraian menjadi alarm bagi pemerintah. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Abu Rokhmad, M. Ag., menegaskan urgensi penguatan peran penghulu dan penyuluh dalam membangun ketahanan keluarga. 

Hal itu disampaikan dalam pembukaan resmi Bimbingan Teknis (Bimtek) Fasilitator Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin Angkatan I dan II Tahun 2025, yang berlangsung di Hotel Orchard Industri, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).

Dalam sambutannya, Prof. Abu Rokhmad mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren pernikahan di Indonesia. “Saat ini kita menghadapi realita penurunan angka peristiwa nikah. Di sisi lain, angka perceraian terus meningkat, mencapai 26% dari total pernikahan. Artinya, dari setiap 10 pasangan yang menikah, tiga di antaranya berujung pada perceraian,” ujarnya.

Melihat situasi ini, Dirjen Bimas Islam meminta penghulu dan penyuluh agama untuk mengambil peran strategis dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Ia menegaskan bahwa bimbingan perkawinan sebelum pencatatan nikah harus menjadi kewajiban yang dilaksanakan secara maksimal.

“Para penghulu harus terus menerus melakukan bimbingan perkawinan. Begitu pula para penyuluh, harus lebih fokus pada pembinaan keluarga. Majelis taklim memang penting, tapi perhatian khusus perlu diberikan kepada keluarga,” imbuhnya.

Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa Kementerian Agama akan menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi guna memasukkan tema pembinaan keluarga ke dalam kurikulum akademik. Selain itu, ia juga meminta para khotib untuk menyampaikan tema keluarga dalam khutbah Jumat.

“Saat keluarga baik, negara akan baik. Saat keluarga kuat, bangsa akan kuat. Tapi jika keluarga rapuh, maka masyarakat juga akan goyah,” pungkasnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) dan penyuluh agama Islam dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan para fasilitator dapat semakin berperan aktif dalam menekan angka perceraian dan memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia.

Penulis:[H. Kas]
Komentar Pembaca
Zarnuzi Gufron 2025-02-20 19:48:13

Di antara pemicu perceraian adalah antar pasangan lebih banyak menuntut hak, dari pada menjalankan kewajiban. Jg lemahnya nilai-nilai spiritual, yg menyebabkan aura panas dlm jiwa antar pasangan.

Share | | | |