Jika Tak Ada Guru, Kita Bisa Apa?
Inspirasi

Jika Tak Ada Guru, Kita Bisa Apa?

  24 Nov 2024 |   177 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Jika Tak Ada Guru, Kita Bisa Apa?
Oleh : [ H. Kasbolah, M.Pd]

Keberadaan guru dalam perjalanan hidup kita adalah anugerah yang tak tergantikan. Dari kyai dan guru ngaji hingga pendidik di PAUD, TK, sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi, mereka adalah sosok yang membentuk fondasi intelektual dan karakter manusia. Guru bukan sekadar profesi; mereka adalah penjaga peradaban yang memastikan ilmu terus diwariskan dari generasi ke generasi.  

Pernahkah kita membayangkan hidup tanpa guru? Tanpa mereka, kita mungkin tak akan pernah bisa membaca buku, apalagi memahami isi dunia. Kita tak akan mampu menulis huruf, menyusun kata, atau menyampaikan gagasan. Guru adalah perantara yang membuka jalan bagi kita untuk memasuki dunia pengetahuan dan keterampilan, membimbing kita keluar dari kegelapan kebodohan menuju terang benderang ilmu pengetahuan.  

Dalam Puisi bahasa arab tentang guru menggambarkan betapa besar jasa dan kehadiran guru ,dan berikut beberapa puisi arab:

قُمْ لِلْمُعَلِّمِ وفّهِ التَّبْجِيْلَا

Hormati dan ikutilah guru

قُمْ لِلْمُعَلِّمِ وفّهِ التَّبْجِيْلَا

Hormati dan ikutilah guru

كَادَ المُعَلِّمُ أَنْ يَكُوْنَ رَسُوْلَا

Ia hampir-hampir saja menjadi seorang Rasul

أعَلِمتَ مَنِ الَّذِيْ يَبْنِيْ ويُنْشِئ أَنْفُسًا وَعُقُوْلَا

Apakah engkau tahu orang yang membina serta mendidik jiwa dan akal

هُوَ مُعَلِمُّنَا

Dialah guru kita

لَــوْلَا المُعَلِّم مَا قَرَأْنَا كِتَابًـــا يَوْمًا وَلَا كَتَبَ الحُرُوْف يُرَاعي

Seandainya tak ada guru, kita tak dapat membaca buku sehari

Kita tak dapat menulis huruf-huruf

فَبِفَضْلِهِ جزنَا الفَضَاء محْلَقا وَبِعِلْمِهِ شَقَّ الظَّلَامُ شُعَاعِي

Berkatnya kita dapat terbang ke ruang angkasa

Dengan ilmunya kegelapan berubah menjadi bercahaya

يَا مُعَلِّم، بِالعِلْمِ نَنَالُ كُلَّ خَيْر ...... مِنْكَ الفَوَائِدُ كُلُّهَا لِلطَّالِبَات

Wahai guru, dengan ilmu kami dapatkan setiap kebaikan

Darimu setiap kebaikan-kebaikan bagi murid-murid

تَبْذَلِيْنَ الجُهْدَ وَالعِلْمَ الوَفِيْر ...  تتعبيْنَ مِنْ أَجْلِنَا طُوْلَ الحَيَاة

Kalian kerahkan usaha dan berikan ilmu yang berlimpah

Hingga kalian merasa letih sepanjang hidup karena kami

مَا يَهُمُّكَ بِالزَّمَن بِرَدٍ وَهَجِيْر  ....  تَسْهَرِيْنَ وَعُيُوْنُ غَيْرِكَ نَائِمَات

Kau tak mengkhawatirkan waktu dan pengeluaran

Kau terjaga, sedang orang-orang sedang tertidur

لَكَ عَلَيْنَا وَاجِبٌ وَحَقٌّ كَبِيْر  ....  حَقٌّ يُسَاوِيْ حُقُوْقَ الأُمَّهَات

Sepatutnya bagi kami memenuhi hakmu yang besar

Hak yang setara dengan hak-hak ibu

Namun, mengapa tanggung jawab ini tidak sepenuhnya dipikul oleh orang tua? Jawabannya adalah keterbatasan. Di tengah kesibukan memenuhi kebutuhan ekonomi dan menjalankan peran sosial, banyak orang tua menyerahkan pendidikan formal kepada guru. Bukan karena mereka tidak mampu, tetapi karena waktu yang mereka miliki begitu terbatas. Di sinilah guru mengambil alih peran, menjadi pengganti dan pelengkap, memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan belajar yang layak.  

Bayangkan jika tak ada guru, apa yang bisa kita capai? Barangkali, dunia akan stagnan, peradaban terhenti, dan kita terjebak dalam siklus ketidaktahuan. Guru adalah pondasi masyarakat yang memastikan keberlanjutan kemajuan. Tanpa mereka, mimpi-mimpi besar tak akan pernah terwujud.  

Sudahkah kita memberi apresiasi yang pantas untuk mereka? Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, pelita yang tak pernah padam di tengah tantangan zaman. Jika tak ada guru, kita bisa apa? Pertanyaan ini bukan sekadar retorika, tetapi panggilan untuk merenung dan menghargai jasa mereka dalam hidup kita.

Share | | | |