ANTARA PENGHULU MASA DULU DAN PENGHULU MASA KINI
Opini

ANTARA PENGHULU MASA DULU DAN PENGHULU MASA KINI

  03 Oct 2024 |   296 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Pejabat Fungsional Penghulu yang selanjutnya disebut Penghulu adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk, pengembangan kepenghuluan, dan bimbingan masyarakat Islam. (KMA No 20 Tahun 2019)

Penghulu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelas sosial yang mempertahankan norma sosial dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kaitannya dengan ketaatan agama, perkawinan, dan hukum Islam. Memprioritaskan tugas masih penting sekarang, tetapi ada perbedaan yang signifikan dalam cara mereka melaksanakan tugas tersebut. Dalam konteks ini, penting untuk memeriksa perbedaan antara masa lalu dan masa kini, terutama mengingat dunia yang lebih kontemporer dan digital.

1. Peran Tradisional vs Peran Modern

Di masa lalu, Penghulu lebih sering dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap banyak acara keagamaan dan budaya, terutama pernikahan. Mereka sangat rendah hati dan sering bertindak sebagai pemimpin spiritual dan penyembuh tradisional. Dalam komunitas adat, sesepuh adalah mereka yang memberikan bimbingan spiritual dan wawasan penting terkait agama dan etika.

Sebaliknya, manusia modern diharapkan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan peraturan hukum yang lebih formal, birokratish, daripada hanya memahami iman dan etika. Modern penghulu terlibat dalam proses upacara keagamaan, bertutama dalam urusan pernikahan dan administrasi perdata. Terutama, harus memahami regulasi hukum negara yang terus berkembang.

2. Kehadiran Fisik vs Teknologi

Pada masa lalu, penghulu menjalankan tugasnya dengan kehadiran fisik yang hampir selalu dibutuhkan dalam setiap prosesi. Mereka harus hadir langsung dalam setiap acara, mulai dari akad nikah hingga memberikan ceramah agama. Semua interaksi terjadi secara tatap muka, dan masyarakat biasanya datang langsung ke rumah atau kantor penghulu untuk berkonsultasi.

Di masa kini, teknologi telah mengubah cara penghulu berinteraksi dengan masyarakat. Dengan adanya internet, media sosial, dan website, penghulu dapat memberikan pelayanan secara online. Penghulu masa kini bisa menyebarkan informasi, menerima pendaftaran pernikahan, dan bahkan memberikan ceramah atau bimbingan melalui platform digital. Hal ini memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan, sekaligus meningkatkan efisiensi kerja penghulu.

3. Fokus Spiritual vs Administratif

Di masa lalu, penghulu lebih fokus pada aspek spiritual dan sosial. Mereka dianggap sebagai pemimpin moral dan pengayom masyarakat. Penghulu memainkan peran penting dalam memberikan nasihat pernikahan, membimbing pasangan baru, serta memberikan pengetahuan tentang hukum-hukum agama. Kewibawaan penghulu didasarkan pada pengetahuan agama dan pengaruh sosialnya dalam komunitas.

Namun, penghulu masa kini juga harus menangani aspek administratif yang lebih kompleks. Dengan semakin ketatnya regulasi pemerintah terkait pernikahan dan urusan keluarga, penghulu kini juga berperan sebagai administrator yang mengurus dokumen, sertifikat, dan persyaratan hukum lainnya. Mereka dituntut untuk memahami regulasi negara serta menjalankan tugas-tugas administratif, selain tetap mempertahankan peran spiritual mereka.

4. Otoritas Tradisional vs Profesionalisme

Penghulu di masa lalu sering kali mendapatkan kedudukan mereka melalui warisan keluarga atau pengaruh di komunitas lokal. Banyak yang ditunjuk berdasarkan reputasi dan kedalaman pengetahuan mereka tentang adat serta agama. Sebagai penjaga tradisi, penghulu dianggap memiliki otoritas penuh dalam urusan-urusan adat dan agama.

Penghulu masa kini lebih sering dipilih atau diangkat berdasarkan kualifikasi profesional dan pelatihan formal. Mereka harus melewati proses seleksi dan pelatihan dari pemerintah, dan diharapkan memiliki kemampuan yang lebih terukur dalam hal administrasi serta agama. Profesionalisme menjadi standar baru, di mana penghulu harus mampu memenuhi berbagai ekspektasi, baik dari segi agama maupun hukum.

5. Tantangan Zaman

Tantangan yang dihadapi penghulu masa lalu sebagian besar berkaitan dengan mempertahankan adat istiadat dan kepercayaan dalam masyarakat yang masih sangat tradisional. Mereka harus memastikan bahwa nilai-nilai budaya dan agama tetap terjaga, meskipun tanpa sarana komunikasi yang modern.

Di sisi lain, penghulu masa kini menghadapi tantangan yang berbeda. Selain harus menjaga nilai-nilai agama dan tradisi, mereka juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan sosial yang cepat. Globalisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan gaya hidup masyarakat modern menuntut penghulu untuk terus relevan dan inovatif dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Kesimpulan

Antara penghulu dulu dan penghulu masa kini, keduanya tetap memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat, meskipun dengan tantangan dan pendekatan yang berbeda. Penghulu masa lalu lebih terfokus pada pemeliharaan tradisi dan spiritualitas, sementara penghulu masa kini harus menyeimbangkan peran spiritual dan administratif di tengah perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Dalam konteks yang terus berubah, penghulu masa kini dituntut untuk lebih fleksibel, inovatif, dan profesional, sambil tetap mempertahankan esensi moral dan keagamaan yang menjadi inti dari peran mereka.

.

 

Share | | | |