Daerah
Timnas Indonesia dan Semangat Kebangsaan: Merajut Persatuan di Tengah Perhelatan Pemilukada
16 Oct 2024 | 47 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
oleh : [Hasbolah, M. Pd. ]
Pendahuluan
Setiap kali tim nasional Indonesia berlaga, selalu ada energi yang luar biasa menyatukan bangsa ini. Di stadion maupun di depan layar, suporter dari berbagai daerah, agama, dan latar belakang berkumpul dengan satu tujuan: mendukung Garuda di dada. Tidak ada lagi pembicaraan tentang suku, agama, atau asal daerah ketika Timnas bertanding. Semuanya bersatu di bawah bendera merah putih, dengan semangat yang sama, yaitu nasionalisme. Semangat ini menunjukkan betapa kuatnya rasa kebangsaan yang dapat menyatukan Indonesia, terlepas dari segala perbedaan yang ada.
Salah satunya laga malam ini yang menyajikan pertarungan Timnas Indonesia vs China, betapa luar biasanya semangat masyarakat kita pada semua lapisan untuk tidak ketinggalan menyaksikan laga tersebut mulai dari Nonton Bareng di Lapangan, di Gedung, di Kedai kopi bahkan di Halaman Gedung organisasi kemasyarakatan.
Salah satunya Nobar yang diselenggarakan oleh KBNU MWCNU Kecamatan Sekampung malam ini Rabu (15/10)
Di tengah-tengah semakin dekatnya Pemilukada yang seringkali diwarnai oleh perbedaan pilihan politik dan polarisasi di masyarakat, pertandingan Timnas Indonesia memberikan pelajaran penting. Bahwa di atas semua perbedaan pilihan, ada persatuan yang lebih mendalam, yaitu kebangsaan. Timnas menjadi simbol bahwa kita, sebagai bangsa Indonesia, memiliki satu rasa, satu tujuan, dan satu kebanggaan yang tak terpecah oleh perbedaan-perbedaan politik. Inilah nilai yang seharusnya terus ditumbuhkan dan dipertahankan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Isi
Semangat kebangsaan yang ditunjukkan dalam setiap pertandingan Timnas Indonesia memberikan gambaran nyata tentang bagaimana kita, sebagai sebuah bangsa, bisa menyatukan perbedaan untuk satu tujuan besar. Saat mendukung Timnas, kita tidak mempertanyakan latar belakang agama, suku, atau bahkan pandangan politik setiap pemain atau pendukung. Hal ini mencerminkan ajaran Al-Qur’an dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, yang menekankan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kita saling mengenal dan menghargai satu sama lain, bukan untuk saling berselisih:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat: 13).
Dalam konteks Pemilukada, semangat ini sangat relevan. Meski kita mungkin berbeda pilihan politik, nilai kebersamaan yang diperlihatkan oleh Timnas Indonesia mengingatkan kita akan pentingnya menjaga persatuan. Konsep kebangsaan ini juga tertuang dalam Pancasila, khususnya sila ketiga, “Persatuan Indonesia.” Persatuan tidak berarti menyeragamkan pandangan, melainkan merajut keragaman dalam satu tujuan yang lebih besar: kemajuan bangsa. Sebagaimana dalam pertandingan sepak bola, kemenangan tidak ditentukan oleh individualitas, melainkan oleh kerja sama dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.
Pemilukada sering kali menjadi momen di mana masyarakat terpecah oleh perbedaan pilihan politik. Namun, semangat nasionalisme yang kita lihat dalam dukungan terhadap Timnas Indonesia mengajarkan bahwa kita bisa berbeda, tapi tetap bersatu. Kemenangan Indonesia sebagai sebuah bangsa, baik dalam politik maupun dalam kehidupan bernegara, hanya bisa dicapai ketika kita menyadari bahwa kebangsaan kita lebih besar dari sekadar perbedaan pilihan. Kita, seperti Timnas Indonesia, adalah tim yang berjuang bersama di bawah bendera yang sama, demi tujuan yang sama.
Di dalam Islam, konsep menjaga persatuan umat juga sangat ditekankan. Dalam Surah Ali-Imran ayat 103, Allah SWT berfirman:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara." (QS. Ali-Imran :103)
Ayat ini mengingatkan bahwa persatuan adalah salah satu kunci utama dalam membangun kekuatan dan keberkahan sebuah bangsa. Sebagaimana dalam sebuah tim sepak bola, hanya dengan bersatu kita bisa menjadi lebih kuat dan meraih kemenangan. Pemilukada seharusnya menjadi ajang perbedaan pandangan dalam demokrasi yang sehat, bukan perpecahan. Semangat yang sama yang kita rasakan saat mendukung Timnas Indonesia harus dibawa dalam kehidupan politik, agar bangsa ini tetap kokoh dalam kebersamaan.
Kesimpulan
Melalui semangat kebangsaan yang ditunjukkan dalam setiap laga Timnas Indonesia, kita belajar bahwa persatuan adalah hal yang paling penting dalam keberagaman. Meski berbeda dalam pilihan politik, kita tetap satu bangsa yang bersatu dalam kebanggaan nasional. Nilai-nilai kebersamaan yang diajarkan dalam Islam dan terkandung dalam konsep Pancasila memberikan fondasi kuat untuk merajut persatuan di tengah Pemilukada. Dengan semangat ini, kita bisa menghadapi segala tantangan sebagai bangsa yang kuat, bersatu, dan berdaulat.