Rezeki di Luar Perkiraan: Ketidakpastian sebagai Ruang Harapan
Inspirasi

Rezeki di Luar Perkiraan: Ketidakpastian sebagai Ruang Harapan

  08 Feb 2025 |   53 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Rezeki di Luar Perkiraan: Ketidakpastian sebagai Ruang Harapan
Oleh: [H. Thantawi, H. Kasbolah] 

Pendahuluan

Manusia sering kali meyakini bahwa rezeki hanya datang dari jalur yang mereka rancang dan prediksi. Pemikiran ini bisa menyesatkan karena kenyataannya, banyak keberkahan datang dari arah yang tidak disangka. Sebagaimana dikatakan oleh Zamakhsary:  

لو لم نعش إلا من حيث نعلم، لم نعش**  
_“Kalau seandainya rezeki itu hanya kita dapatkan dari sumber yang kita perkirakan, maka kita tidak akan bisa bertahan hidup hingga sekarang.”_  

Pandangan ini selaras dengan ajaran Islam yang menegaskan bahwa rezeki manusia bukan hanya hasil perhitungan rasional, melainkan juga takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Artikel ini akan membahas bagaimana konsep rezeki yang tidak terduga dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis, serta relevansinya dalam kehidupan modern.  

Tubuh Artikel 

1. Rezeki dalam Perspektif Al-Qur’an

Islam mengajarkan bahwa Allah-lah yang menentukan rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Tidak selalu berasal dari sumber yang dapat diprediksi, rezeki bisa datang dari arah yang tidak disangka. Sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Talaq:  

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ 
_“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”_ (QS. At-Talaq: 2-3)  

Ayat ini menunjukkan bahwa rezeki bukan hanya soal kerja keras dan perencanaan manusia, tetapi juga terkait dengan ketakwaan dan ketergantungan kepada Allah.  

2. Hadis tentang Rezeki yang Tak Terduga

Rasulullah ﷺ juga menjelaskan bahwa rezeki telah ditentukan oleh Allah jauh sebelum manusia lahir. Dalam sebuah hadis disebutkan:  

إِنَّ رُوحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ
 _“Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril) telah membisikkan dalam hatiku bahwa tidak ada satu jiwa pun yang akan mati hingga rezekinya terpenuhi secara sempurna. Maka bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik.”_ (HR. Abu Nu’aim)  

Hadis ini menegaskan bahwa manusia tidak perlu cemas berlebihan tentang rezeki karena setiap orang telah dijamin bagiannya.  

3. Bukti dalam Kehidupan Nyata

Banyak kisah nyata yang 
membuktikan bahwa rezeki sering kali datang dari jalur yang tak terduga. Seorang pedagang mungkin mengalami kebangkrutan, tetapi justru dari situ ia menemukan peluang usaha baru yang lebih sukses. Seorang pencari kerja yang gagal dalam satu bidang bisa menemukan panggilan hidupnya di bidang lain yang lebih bermanfaat.  

Sejarah juga mencatat bagaimana para ilmuwan, seniman, dan tokoh-tokoh besar mencapai keberhasilan dari hal yang awalnya mereka anggap sebagai kegagalan. Hal ini menunjukkan bahwa rezeki bukan sekadar hasil prediksi manusia, melainkan bagian dari rencana Allah yang lebih luas.  

4. Sikap Muslim dalam Menghadapi Ketidakpastian Rezeki
 
Islam mengajarkan keseimbangan antara usaha dan tawakal. Rasulullah ﷺ bersabda:  

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا 
_“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Dia akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung; mereka pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”_ (HR. Tirmidzi)  

Hadis ini menunjukkan bahwa usaha tetap diperlukan, tetapi hasilnya adalah hak prerogatif Allah. Burung tidak hanya diam menunggu rezeki, tetapi mereka berusaha dengan terbang mencari makan.  

Kesimpulan
  
Jika rezeki hanya datang dari sumber yang kita prediksi, maka hidup akan terasa sempit dan penuh ketidakpastian. Namun, Islam mengajarkan bahwa rezeki bisa datang dari arah yang tidak kita duga, selama kita bertakwa dan bertawakal kepada Allah. Dalam kehidupan modern, hal ini menjadi pengingat bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses menuju rezeki yang lebih baik.  

Sebagaimana firman Allah:  

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًۭا 
 _“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”_ (QS. Al-Insyirah: 6)  

Maka, marilah kita membuka hati dan pikiran untuk menerima rezeki dari arah yang tak terduga, serta terus berusaha dan bertawakal kepada-Nya.

Share | | | |