Allah SWT Maha Lembut Kepada Hamba-Nya
Khutbah

Allah SWT Maha Lembut Kepada Hamba-Nya

  13 Nov 2024 |   98 |   Penulis : Biro Humas APRI Jawa Barat|   Publisher : Biro Humas APRI Jawa Barat

 Allah SWT Maha Lembut Kepada Hamba-Nya

Ï  Durasi 12 menit Ò

Oleh : Saiful Millah

PEMBUKAAN

Hadirin…

Marilah sama-sama kita senantiasa meningkatkan keimanan kita dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt., taqwa dalam arti yang sebenar-benarnya, taqwa yang dapat menumbuhkan perasaan syukur kita kepada Allah SWT terhadap segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita. Semoga dengan perasaan syukur kita tersebut, kita senantiasa diberikan tambahan nikmat dan rahmat serta tidak tergolong orang-orang yang kufur nikmat. Aamiin…

Hadirin…

Sekian lama sudah kita mengarungi kehidupan duniawi ini. Setiap pagi kita bangun, kemudian melakukan kegiatan sehari-hari hingga penat. Malamnya kita merebahkan diri, kemudian terlelap dalam mimpi. Kegitan rutin itu semua kita lakukan dalam suasana yang tenang dan nyaman, tidak ada bencana dan musibah, tidak ada konflik maupun kerusuhan, tidak ada ancaman ketakutan, dan lain sebagainya. Namun terkadang suasana seperti ini seringkali melalaikan kita bahwa semuanya itu adalah merupakan anugerah dari Allah Swt, yang ternyata hanya Allah yang memiliki kewenangan dan kekuasaan untuk merubah keadaan kita tersebut; merubah dari keadaan tenang menjadi gelisah, dari keadaan damai menjadi rusuh, dari keadaan senang menjadi penderitaan, dan sebagainya.

Hadirin…

Allah Swt berfirman dalam QS. Asy-Syuuraa ayat 19 :

ٱللَّهُ لَطِيفُۢ بِعِبَادِهِۦ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُۖ وَهُوَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡعَزِيزُ  ١٩ [ الشورى:19-19]

Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Ayat di atas menyatakan dengan jelas bahwa Allah memiliki sifat Latief yang artinya Maha Lembut, yang karena sifat inilah boleh jadi kita masih diizinkan untuk bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan suasana yang tenang dan nyaman, damai dan tenteram tadi.

Dalam kitab Durratun Nasihin diuraikan beberapa makna dari sifat Allah Yang Maha Latief ini, yang semoga dapat menjadikan bahan perenungan bagi kita semua :

Pertama,

اَللهُ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ : أَيْ يُرَبِّيْهِمْ بِصُنُوْفٍ مِّنَ الْبِرِّ لَا تَبْلُغُهَا الْأَفْهَامُ

Allah Maha Latief kepada hamba Nya dalam artian bahwa Allah telah memelihara manusia dengan berbagai macam perbuatan baik Allah kepada kita yang terkadang tidak masuk akal manusia.

Renungkanlah ! berapa banyak Allah telah berbuat baik kepada kita sehingga bisa hidup tenteram-damai-bahagia sampai saat ini. Berapa kali Allah telah menyelamatkan kita dari berbagai bahaya yang diakibatkan oleh perbuatan kita sendiri dan kita tidak menyadarinya. Seringkali Allah membantu, menolong dan me-nyelamatkan kita dari satu kesulitan dengan cara-cara yang tidak masuk akal bagi manusia seperti kita. Semua itu karena sifat Allah Yang Maha Lembut/Latief kepada kita, sehingga kita masih hidup saat ini. Kalaulah sifat ini tidak dimiliki Allah, maka pasti sejak kemarin kita sudah tidak ada dalam kehidupan dunia ini.

Kedua,

اَللهُ لَطِيْفٌ : بِالْأَرْزَاقِ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَ لَمْ تُدْفَعْ إِلَيْهِمْ جُمْلَةً

Allah Maha Latief kepada hamba Nya dalam artian bahwa Allah telah memberikan berbagai macam rezeki yang baik-baik dan tidak menganugerahkannya sekaligus, tetapi bertahap sesuai dengan kebutuhan manusia.

Artinya, bahwa Allah terus menerus menjamin rizki hamba Nya dan diberikannya tidak dalam bentuk sekaligus banyak, tetapi bertahap sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan, karena Allah Maha Tahu bahwa kalau kita diberikan rizki sekaligus banyak, maka pasti kita akan menjadi orang yang ingkar, menjadi sombong dan durhaka dikarenakan rizki yang berlimpah yang Allah turunkan sekaligus. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Asy-Syuuraa ayat 27 :

وَلَوۡ بَسَطَ ٱللَّهُ ٱلرِّزۡقَ لِعِبَادِهِۦ لَبَغَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٖ مَّا يَشَآءُۚ إِنَّهُۥ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرُۢ بَصِيرٞ  ٢٧ [ الشورى:27-27]

 “Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”

Masya Allah…! Bersyukurlah.. Allah menunda rizki kita secara bertahap karena ternyata Allah tidak ingin melihat kita durhaka dengan berlimpahnya rizki. Allah tidak ingin melihat kita menjadi kafir karena kesombongan kita, sehingga sampai saat ini kita masih bisa tunduk beribadah kepada Nya sebagai bentuk keimanan kita kepada Allah Swt. Ini berarti pula bahwa sesungguhnya Allah sayang kepada kita dan tetap menjaga keimanan kita dengan rizki yang diberikan secara bertahap sesuai dengan keperluan kita.

Ketiga,

اَللهُ لَطِيْفٌ : بِحَيْثُ لَمْ يُهْلِكْهُمْ بِمَعَاصِيْهِمْ وَ يَرْزُقُ مَنْ يَّعْصِيْهِ

Allah Maha Latief kepada hamba Nya dalam artian bahwa Allah tidak mengazab hambaNya padahal banyak maksiat yang telah dilakukannya dan bahkan Allah tetap memberikan rizki kepada orang yang selalu durhaka kepada-Nya.

Subhanallah…! Betapa lembutnya Allah kepada kita..! Allah tetap memberikan kesempatan kita untuk hidup damai dan tenteram, tidak memberikan azab padahal begitu banyak maksiat yang sudah kita perbuat kepadaNya, seringkali kita tinggalkan shalat, seringkali kita membangkang bahkan menjadi penantang bagi Allah, tetapi lihatlah…. Allah tetap memberikan rizki dan tidak memusnahkan kita dengan azabnya padahal menurunkan azab itu sangat-sangat mudah bagi Allah jika Dia menghendaki.

Tapi tidaklah demikian, karena ternyata dengan sifat Latief-nya Allah inilah kita masih diberikan hidup damai dan tenteram meskipun segala bentuk maksiat & kedurhakaaan telah banyak kita lakukan kepadaNya.

Keempat,

اَللهُ لَطِيْفٌ : يَسْتَقِلُّ الْكَثِيْرَ مِنْ عَطَائِهِ وَ يَسْتَكْثِرُ الْقَلِيْلَ مِنَ الطَّاعَةِ مِنْ عِبَادِهِ

Allah Maha Latief kepada hamba Nya dalam artian bahwa Allah menganggap sedikit segala macam nikmat yang telah dianugerahkanNya dan sebaliknya menganggap banyak amal ibadah yang dilakukan hambaNya padahal amal ibadahnya itu hanyalah sedikit.

Subhanallah… sungguh begitu Maha Baiknya Allah kepada kita… nikmat yang begitu banyak jumlah dan bentuknya, yang kita tidak akan pernah sanggup menghitungnya satu persatu, ternyata Allah anggap itu hanyalah nikmat yang sedikit saja. Firman Allah : “Katakanlah… sesungguhnya segala kenikmatan dunia itu hanyalah sedikit”. Bayangkan… dengan nikmat yang sedikit saja ini kita sudah bisa menikmati indahnya hidup di dunia, bahkan tanpa sadar kita pun banyak bermaksiat kepada Allah padahal nikmat yang kita terima ini masih sedikit sifatnya kata Allah.

Tetapi sebaliknya, Allah menganggap banyak dan menganggap besar amal ibadah yang telah kita lakukan yang ternyata hanya sedikit jumlahnya dibandingkan dengan nikmatNya. Allah menjanjikan kelipatan pahala yang berlipat ganda dari amal shaleh yang kita lakukan walaupun hanya satu kali saja kita lakukan. Firman Allah QS. Al-An’am ayat 160 :

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ  ١٦٠ [ الأنعام:160-160]

“Barangsiapa mengerjakan amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan siapa yang mengerjakan perbuatan jahat maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

Sabda Rasulullah Saw :

 عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ ﴿ إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلاَمَهُ ، فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ ، وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا

Dari Abu Hurairah R.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seseorang memperbagus keislamannya, maka setiap kebaikan yang dilakukannya dituliskan 10 hingga 700 kali lipat, sedangkan setiap kejelekannya hanya ditulis sepertinya (satu saja)" (HR. Al-Bukhari)

Hadirin…

Bersyukurlah kepada Allah karena kita masih bisa diizinkan untuk hidup di dunia ini dalam suasana yang tenang dan nyaman, tenteram dan damai, tidak dilanda musibah dan bencana, semua itu terjadi karena Allah yang memiliki sifat Latief (Maha Lembut) kepada kita, sehingga kita pun masih bisa menikmati segala ma-cam anugerah Allah dengan tenang.

Demikianlah, semoga dengan memahami sifat Latief nya Allah sebagai salah satu dari sekian banyak sifat-sifat lainnya, kita semakin mengenal dan menyadari bahwa betapa Allah itu Maha Baik dan Maha Lembut kepada hamba-Nya, menyelamatkan kita dengan cara-cara yang tidak masuk akal manusia, masih tetap menjamin rizki kita dengan cara bertahap dan tidak sekaligus agar kita tidak menjadi orang yang sombong dan durhaka padaNya, Allah Maha Sabar menghadapi maksiat dan kedur-hakaan kita, sehingga sampai hari ini kita masih diberikan nikmat hidup, dan Dia tetap menganggap istimewa ibadah kita yang sangat-sangat sedikit dibandingkan dengan nikmat-Nya kepada manusia.

Oleh karena itu, mendekatlah kepada Allah, cintailah Allah melebihi dari apapun jua karena Dialah Sumber segala sesuatu. Manfaatkanlah hidup ini sebaik-baiknya untuk beribadah agar kita termasuk hamba-hamba Allah yang bersyukur dan layak memperoleh tambahan nik-matNya lagi. Aamiin…

Demikianlah sedikit bahan untuk perenungan kita semua, semoga bermanfaat buat kita untuk dapat lebih menikmati kehidupan ini.

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ...

 

 

Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran...”

 

 

Share | | | |