“SAH “
Opini

“SAH “

  14 Nov 2024 |   29 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

“SAH “

Oleh : Syafran Lubis

 

Fauzan mengenakan jas gelap berselempang melati, berkopiah hitam, bersarung warna hijau muda. Menuju rumah Azizah, sang calon istri. Calon mempelai wanita yang beralamat di desa Bandar Agung kecamatan Bandar Sribhawono. Serasi dengan iring iringan yang mengikutinya di belakang, para keluarga besarnya pun mengenakan baju yang sama motifnya, Sang pangeran ini berjalan dengan pelan pelan , langkahnya diatur oleh arahan fotografer agar setiap momen tidak terlewatkan dari jepretannya. Music instrument menggema di cakrawala mengiringi langkah calon mempelai laki laki itu. Fauzan terus mengerak gerakkan bibinya, senantiasa membaca sesuatu seolah olah sebentar lagi akan ditasmik oleh penguji tahfizhnya.

“ para hadirin….. mari kita sambut sang mempelai laki laki yang sudah bersiap di depan karpet merah “ terdengar kata kata Mc, semua matapun tertuju ke mempelai laki laki, fauzan dikawal oleh kedua orang atuanya, langkah mereka pun diarahkan ke kursi paling depan sebelum di arahkan ke meja prosesi akad nikah. Setelah duduk, ia menatap sekelilingnya, mulutnya masih saja komat kamit, mempelai perempuan belum juga kelihatan.

Acarapun dimulai,sambutan dan penyerahan mempelai laki laki oleh perwakilan keluarga fauzan berjalan dengan baik, Setelah mengucapkan terima kasih atas sambutan keluarga besar bapak henri

“ Sekali lagi terima kasih banyak kami haturkan kepada kaluarga besar bapak hendri atas sambutan dan suguhan hidangan  makanan, kami merasa terhormat akan sambutan yang kami terima,” kata perwkilan bapak Andi “ selanjtnya saya mewakili keluarga bapak Andi meminta maaf atas kedatangan kami ini, jika merepotkan, banyak dari kami yang ikut mengantarkan mempelai laki laki ini yaitu fauzan bin Andi “ lanjutnya “ tapi lebih banyak lagi yang tidak ikut,” kata laki laki separoh baya itu, yang mewakili bapak Andi “ sesuai kesepakantan kita beberapa hari yang lalu,” lanjutnya lagi “ bahwa pada hari ini kita akan mengakad nikahkan putra puti kita,… maka dengan ucapan bismillahir rohmanir rohiim , mempelai laki laki yang bernama fauzan bin Andi kami serahkan ke keluarga besar bapak hendri untuk segera di akad nikahkan dengann puti bapak hendri yang bernama Utari dengan syariat agama islam,  dan Alhamdu lillah telah hadir penghulu dari Kantor Urusan Agama kecamatan Bandar Sribhawono di tengah tengah kita untuk meminpin acara prosedsi akad nikah keduanya, satu hal yang perlu kami sampaikan kepada bapak hendri sekeluarga besar bahwa pengantin laki laki ini statusnya adalah bujang belum tau apa apa tentang pernikahan, jadi masih ‘jejaka tong tong” , ucapnya. Para pun sedikit mulai gaduh sambil lempar senyum, ada yang hanya tertawa kecil, ada yang tersenyum lebar dan ada juga yang hanya menarik panjang sudut bibirnya , Sementara bibir fauzan masih saja komat kamit mengahapalkan kalimat mantra mengingat ingat setiap detil dari apa yang ia pelajari sebelumnya tentang kalimat qobul, seorang calon suami yang kan menerima ijab dari wali nikah atau wakil wali nikah

Tak kalah seru dengan sambutan penyerahan mempelai laki laki,  sambutan penerimaan dari mempelai wanita pun berjalan dengan baik, setelah puja puji, dan solawat kepada baginda rasul wakil keluarga bapak hendri melanjutkan sambutan peneriamaannya

“ Tadi terdengar bahwa kami repot dengan kedatangan keluarga yang banyak .. “ ucapnya “ kami bangga pak bisa melayani tamu kami dengan baik, kami akan kecewa jika apa yang kami persiapkan ini untuk tamu, dan tamunya tidak datang,” lanjutnya  “dan kami pun minta maaf jika dari penyambutan dan penyuguhan makan ala kadarnya sampai ke penempatn tempat duduk ada yang tidak sesuai maka kami atas nama keluarga bapak Hendri mohon maaf, selanjutnya mempelai laki laki atas nama Fauzan bin Andi yang telah di serahkan tadi ke keluarga kami, kami terima dengan mengucapkan Alhamdu lillahi robbil alamin dengan tangan terbuka dan insya Allah akan kami nikahkan sebentar lagi dengan Utari binti Hendri,” lanjtny lagi “ seperti mempelai laki laki tadi pak andi, kalau pengantin laki laki jejaka tong tong maka mempelai wanita juga perawan ting ting “ tandasnya . Suara gaduh mulai lagi terdengar dari halayak, ada yang sambil tertawa kecil ada yang tersenyum dan sebagian menarik sudut bibirnya “ seperti berbalas pantun ya.. kata yang satu,  “hehe .. gak mau kalah” celetuk yang lain  sesekali masih terlihat komat kamit bibir fauzan

Tiba di meja prosesi, Fauzan duduk dengan mantap di depan wali, bapak Hendri, pak penghulu Syafran Lubis duduk di sebekah kanan pak wali  “para hadirin…..” terdengar mengalahkan suara suara yang ada “sejenak mari kita layangkan pandangan kita pada mempelai wanita nan anggun cantik rupawan” sambil di iringi alunan instrument yang volumenya mengecil sejenak. Utari pun berjalan pelan pelan dengan gaun pengantin yang serba putih menuju meja prosesi akad nikah  dan duduk persis di samping kiri Fauzan, mempelai laki laki. Setelah posisinya mantap di kursi, seorang wanita paruh baya dari pihak mempelai wanita merangkulkan kain yang dipakai Utari  sebagai penutup mahkotanya kekopiah hitamnya fauzan, sambil menekan sedikit lebih keras dengan peniti, wanita itupun memastikan kain tersebut tidak akan melorot .

Pak penghulu mulai membuka berkas nikah dari kedua mempalai ini dan memulai acara pencatatan pernikahan tersebut

Assalamu Alaikum Warohmatullohi Wa Barokatuh,” salam pak penghulu mulai membuka acara akad nikah, setelah muqoddimah, pak ppenghulu melanjutkan  “ pernikahan yang terjadi di desa jika dilaporkan ke kantor kami, maka itu biasanya pernikahan yang sudah mendapat persetujuan dari kedua keluarga besar mempelai peremapuan dan keluarga mempelai laki laki, jika pernikahan itu tidak dilaporkan, biasanya masih ada pihak pihak yang belum berkenan dalam pernikahan itu “ lanjut penghulu , bibir mempelai laki laki mulai tidak komat kamit lagi..” telah kita dengarkan tadi keluarga pak Andi telah menyerahkan anak laki laiknya yang bernama Fauzan ke kaluarga bapak Hendri  dan alhmaduliilah telah di terima “ lanjutnya “ selanjutnya adalah tugas kami penghulu, memeriksa berkas yang dilaporkan ke kantor kami, jika mempelai laki laki ini tidak diterima, maka tugas kami tidak ada jadinya” tegas pak penghulu

Pak penghulu kemudian membacakan biodata kedua mempelai dan walinya secara detail, serta dua orang saksinya , tidak ada yang menyela dari apa yang dibacakan oleh pak penghulu itu  “ dua saksi yang saya sebutkan ini nanti yang kan mensahkan proses akad nikah ini bukan yang lain “ jelas penghulu mengingatkan , biasanya banyak dari acara akad nikah , yang mengamati perosesi akad nikah mengucapkan  “sah” serempak sesaat acara ijab qobul pernikahan terlaksana “ lanjutnya mempertegas .

Setelah selesai tugas pak penghulu , iapun menyerahkannya kepada bapak hendri sebgai wali nikah “ di nikahkan sendiri kan pak .. ?” , “ insyaallah “ kata pak wali menjawab pertanyaan dari penghulu , tak terpikir oleh fauzan bahwa yang akan bertindak sebagai wali adalah ayah kandung dari calon istrinya , bapak hendri. Ia melihat pak hendri sesaat lalu ia mengalihkan pandangannya kembali.

“ dah siap mas fauzan “ Tanya penghulu..

“siap pak “ jawab mempelai laki  laki dengan penuh yakin

“ kita langsung atau coba dulu “ Tanya penghulu lagi.

“ langsung aja pak “ jawabnya.. lagi lagi dengan keyakinan penuh

“ oke .. siap pak wali , “ kata pak penghulu kepada pak Hendri sambil menatapnya

“ , siap pak “ jawabnya

“ pak saksi dua duanya “ lanjut penghulu

“ siap pak ” kata pak eko,

“ siap “ sambung pak edi . pak penghulu pun  membacakan khutbah dan “ pak wali salaman “ ucapnya , kemudian wali menyodorkan tangannnya dan disambut oleh  mempelai laki laki 

“ dimuali pak”  kata penghulu setelah pak wali membaca basmalah dan syahadatain 

“ ya. Fauzan bin Andi..”, ucap pak wali

“ya saya” ,jawab fauzan dengan semangat

“ Saya nikahkan engkau dengan anak kandungku , Utari  dengan membayar mas kawin uang satu juta rupiah “ pak wali melanjtkan

“ Sah” kata fauzan  tanpa sadar dengan penuh semangat , tawa orang orang yang menonton prosesi akad nikah itupun pecah, suara gaduh pun langsung memenuhi seputaran akad nikah itu. Sesaat Fauzan sadar apa yang di ucapkannya, salah fauzan pun menarik tangan dari calon mertuanya . mukanya pun menjadi merah pak wali ikut tersenyum.

“Hihihi… “ tawa kecil Utari terdengar jelas di kuping Fauzan, kedua saksi terlihat kaget  sambil menarik bibinya, gigi ompong pak eko pun terlihat.

“ tenang, tenang “ kata pak penghulu meredam suara suara gaduh yang ada” ucapan qobul itu “ bukan sah, “ lanjut pak penghulu “tapi, saya terima nikahnya Utari binti Hendri dengan maskawin satu juta rupiah “ tegas pak penghulu… suara rame yang ada mulai berkurang .. “ iiya pak saya lupa, hapalan saya ilang” kata manten laki laki , dari tadi saya sudah hapal terus.. tapi lupa pak … sampe disini “ katanya sambil menahan malu…

Setelah beberapa saat akad nikah pun dimulai lagi dan kali ini qobul yang di ucapkan Fauzan  sesuai dengan ijab yang di ucapkan pak hendri dan kedua mempelai inipun sah menjadi menjadi suami istri. Di sudut meja di kursi paling pojok terdengar bu ani berceloteh “ ternyata hapalan yang udak ngelotok tidak menjamin lancar di meja akad nikah “

Barokallohu lakuma wa jama’a bainakuma fi khoir

 

Share | | | |