HINDARI LIFESTYLE INFLATION
Opini

HINDARI LIFESTYLE INFLATION

  04 Oct 2024 |   60 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung


oleh : H. Kasbolah, S. Pd. I., M. Pd.
(Penghulu KUA Sekampung Udik Lamtim) 

Banyak orang beranggapan bahwa memiliki penghasilan besar akan secara otomatis membawa kestabilan finansial dan kesejahteraan. Namun, realitas menunjukkan bahwa tanpa manajemen keuangan yang baik, penghasilan besar sekalipun dapat habis tanpa disadari. Manajemen keuangan yang efektif adalah keterampilan penting yang membantu seseorang merencanakan, mengelola, dan mengawasi penggunaan keuangan secara bijaksana, terlepas dari seberapa besar penghasilan yang didapat. Artikel ini akan membahas mengapa manajemen keuangan tetap krusial meski seseorang berpenghasilan besar, serta merujuk pada pandangan finansial dan nilai-nilai agama.

Manajemen Keuangan dan Pengeluaran

Banyak individu yang menerima penghasilan besar sering kali terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Ketika penghasilan meningkat, seringkali pengeluaran pun ikut meningkat, baik untuk kebutuhan primer maupun gaya hidup mewah yang kadang tidak diperlukan. Inilah yang dikenal sebagai "lifestyle inflation" atau inflasi gaya hidup. Tanpa manajemen keuangan yang tepat, pengeluaran dapat melebihi pendapatan, yang pada akhirnya membuat seseorang tetap mengalami kesulitan finansial.

Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap bijaksana dalam menggunakan harta, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Isra' ayat 27:
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا ۝٢٧
" _Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya._"

Ayat ini menekankan pentingnya menahan diri dari perilaku boros, sekalipun seseorang memiliki penghasilan besar.

Manajemen keuangan yang baik membantu menempatkan batas yang jelas antara kebutuhan dan keinginan. Dengan menyusun anggaran, seseorang dapat memetakan pengeluaran rutin dan memastikan bahwa prioritas keuangan, seperti tabungan dan investasi, tidak terabaikan.

Pentingnya Dana Darurat dan Investasi

Penghasilan besar memberikan peluang untuk menabung lebih banyak, tetapi tanpa disiplin, keuangan dapat rentan terhadap risiko yang tak terduga. Pengelolaan dana darurat sangat penting untuk memastikan adanya cadangan dana ketika menghadapi situasi mendesak, seperti kehilangan pekerjaan, kebutuhan kesehatan mendadak, atau kejadian-kejadian tak terduga lainnya.

Menurut pakar finansial terkenal, Dave Ramsey, salah satu fondasi manajemen keuangan yang sehat adalah membangun dana darurat. Ia menyarankan untuk menabung minimal tiga hingga enam bulan pengeluaran agar terlindungi dari keadaan darurat. Ramsey juga menekankan pentingnya hidup di bawah kemampuan dan tidak bergantung sepenuhnya pada penghasilan tinggi.

Selain itu, manajemen keuangan yang bijak mendorong seseorang untuk berinvestasi dan mengembangkan kekayaan di masa depan. Penghasilan besar saat ini tidak menjamin kekayaan jangka panjang jika tidak diinvestasikan dengan baik. Melalui investasi yang terencana, seperti properti, saham, atau reksa dana, seseorang dapat memaksimalkan potensi pendapatan mereka dan mencapai kebebasan finansial.

Hutang dan Pengelolaannya

Memiliki penghasilan besar sering kali membuat seseorang merasa mampu mengambil hutang dengan mudah, seperti pinjaman untuk rumah, kendaraan, atau kartu kredit. Namun, manajemen keuangan yang buruk dapat menjebak seseorang dalam tumpukan hutang yang sulit diatasi. Penting untuk memahami batas kemampuan finansial dan memilih hutang yang sehat, yaitu hutang yang dapat menambah nilai di masa depan, bukan yang hanya menguras pendapatan.

Dalam Islam, hutang yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi beban yang berat, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Jiwa seorang mukmin tergantung dengan hutangnya, sampai hutang itu dilunasi" Sabda Nabi Muhammad SAW : 
نفس المؤمن مُعَلّقة بدَيْنِه حتى يُقْضى عنه
"Ruh seorang mukmin (yang sudah meninggal) terkatung-katung karena hutangnya sampai hutangnya dilunasi” (HR. At Tirmidzi no. 1079"

Hal ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan keuangan dan membayar hutang tepat waktu. Dengan strategi pembayaran yang tepat dan menghindari hutang berbunga tinggi, seseorang dapat menjaga stabilitas keuangan meskipun memiliki tanggungan finansial yang besar.

Membangun Kesejahteraan Jangka Panjang

Tujuan utama dari manajemen keuangan bukan hanya untuk mengelola pengeluaran saat ini, tetapi juga untuk membangun kesejahteraan jangka panjang. Hal ini termasuk perencanaan pensiun, investasi yang berkelanjutan, serta perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Warren Buffet, salah satu investor terbesar di dunia, sering mengingatkan akan pentingnya memprioritaskan investasi yang tepat untuk mencapai keamanan finansial di masa depan. Penghasilan besar saat ini adalah sebuah kesempatan, tetapi kesempatan tersebut harus dimanfaatkan dengan perencanaan yang matang untuk masa depan yang lebih stabil.

Kesimpulan
Penghasilan besar bukan jaminan kesuksesan finansial. Tanpa manajemen keuangan yang baik, seseorang dapat dengan mudah terjebak dalam gaya hidup konsumtif, kehilangan kontrol atas pengeluaran, dan menghadapi kesulitan di masa depan. Dengan menerapkan manajemen keuangan yang bijaksana, seperti menyusun anggaran, menabung, berinvestasi, dan mengelola hutang dengan cermat, kesejahteraan finansial jangka panjang dapat dicapai. Kunci kesuksesan tidak hanya terletak pada seberapa besar penghasilan, tetapi pada bagaimana penghasilan tersebut dikelola untuk menciptakan masa depan yang lebih aman dan sejahtera, sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan panduan para ahli finansial.

Share | | | |