
Harga Keluar yang Membuka Mata
11 Jan 2025 | 85 | Penulis : PC APRI Lampung Timur| Publisher : Biro Humas APRI Lampung
Harga Keluar yang Membuka Mata
Oleh :[H. Kasbolah, M. Pd]
Di pintu masuk sebuah kebun binatang, sebuah papan pengumuman menggoda perhatian:
Tiket Masuk: Rp 50.000,-/orang.
Namun, hari demi hari berlalu tanpa satu pun pengunjung datang. Kecewa, pengelola menurunkan harga tiket:
Tiket Masuk: Rp 25.000,-/orang.
Tapi tetap saja tak ada yang berminat. Dalam keputusasaan, harga tiket kembali diturunkan, kali ini hanya:
Tiket Masuk: Rp 10.000,-/orang.
Ironisnya, pengunjung tetap tak kunjung datang. Hingga akhirnya, sebuah pengumuman yang mengguncang dipasang:
"MASUK GRATIS"
Seketika, orang-orang berbondong-bondong masuk. Kebun binatang yang sebelumnya sepi berubah menjadi penuh sesak oleh pengunjung. Anak-anak, orang tua, hingga remaja berlarian menikmati suasana.
Namun, kesenangan itu berubah menjadi mimpi buruk ketika sang pawang binatang melakukan hal yang tak terduga. Dengan tenang, ia membuka pintu kandang hewan-hewan buas: singa, harimau, ular, dan serigala. Suasana berubah kacau balau. Jeritan panik memenuhi udara. Orang-orang berlarian mencari perlindungan.
Di saat genting itu, mereka menemukan satu-satunya jalan keluar, namun di depan pintu keluar tertulis:
"Keluar Bayar Rp 200.000,-
Tanpa berpikir panjang, mereka berebut membayar, berapa pun harganya, demi menyelamatkan nyawa. Tak ada yang peduli pada protes. Semua bergegas keluar, bersedia mengeluarkan uang yang sebelumnya mereka enggan keluarkan untuk sekadar membeli tiket.
Hikmah dari Sebuah Kehidupan
Kisah ini mencerminkan ironi kehidupan. Ketika ditawarkan cara menjaga kesehatan, seperti:
- Makan makanan bergizi,
- Olahraga rutin,
- Berhenti merokok,
banyak orang memilih untuk tidak peduli. Semua terasa mahal, melelahkan, dan tidak penting.
Namun, ketika sakit menghampiri, segala cara ditempuh, berapa pun biayanya. Rumah sakit menjadi pelarian terakhir, bahkan jika itu berarti menjual aset atau menumpuk utang.
Jack Ma pernah berkata:
"Jika pisang dan uang diletakkan di hadapan seekor burung, ia akan memilih pisang, karena ia tidak tahu bahwa uang dapat membeli lebih banyak pisang."
Begitu pula dengan manusia. Ketika uang dan kesehatan ditawarkan bersamaan, kebanyakan memilih uang, tanpa menyadari bahwa kesehatan adalah kunci untuk menikmati hidup dan mencari kebahagiaan.
Kesimpulan:
Sehat itu mahal. Tapi jauh lebih mahal jika kita mengabaikannya. Jangan tunggu hingga hidup menjadi kacau balau untuk memahami betapa berharganya kesehatan. Pilihlah untuk peduli sekarang, sebelum semuanya terlambat.