Falsafah Jawa Melumah, Murep, Modot, Mlebu, dan Metu sebagai Kunci Keluarga Bahagia dan Sejahtera
Opini

Falsafah Jawa Melumah, Murep, Modot, Mlebu, dan Metu sebagai Kunci Keluarga Bahagia dan Sejahtera

  18 Oct 2024 |   74 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Falsafah Jawa, sebagai warisan budaya yang kaya, memiliki banyak nilai yang dapat dijadikan panduan dalam kehidupan sehari-hari. Di antara nilai-nilai tersebut, lima istilah yaitu melumah, murep, modot, mlebu, dan metu memberikan arahan yang jelas untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Dalam konteks modern yang sering kali dipenuhi dengan berbagai tantangan, penerapan falsafah ini menjadi semakin relevan.

Melumah : Merendahkan Hati

Melumah berarti merendahkan hati. Dalam konteks keluarga, nilai ini sangat penting. Merendahkan hati berarti tidak mengedepankan ego, melainkan menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan individu. Ketika setiap anggota keluarga mampu menurunkan egonya, interaksi antar anggota akan lebih harmonis. Hal ini juga menciptakan suasana di mana setiap orang merasa dihargai dan didengarkan.

Dalam praktiknya, melumah dapat diwujudkan melalui komunikasi yang baik. Misalnya, saat terjadi konflik atau perbedaan pendapat, alih-alih saling menyalahkan, anggota keluarga bisa saling mendengarkan dan mencari solusi bersama. Dengan cara ini, rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh, menciptakan suasana yang penuh kasih di dalam keluarga.

Murep: Menjaga Kehangatan

Nilai kedua, murep, mengajarkan pentingnya menjaga kehangatan dan kedekatan antar anggota keluarga. Murep mengimplikasikan rasa saling mencintai dan menghormati yang mendalam. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bisa diwujudkan melalui berbagai kegiatan bersama, seperti makan malam, berlibur, atau sekadar berkumpul untuk bercengkerama.

Keluarga yang murep adalah keluarga yang memiliki ikatan emosional yang kuat. Kehangatan ini penting untuk menciptakan rasa aman dan nyaman, terutama bagi anak-anak. Mereka yang tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih sayang dan perhatian cenderung memiliki perkembangan psikologis yang lebih baik. Ini juga membantu mereka dalam membangun hubungan sosial yang positif di luar keluarga.

Modot : Menerima Perbedaan

Modot mengajak kita untuk memahami dan menerima perbedaan di antara anggota keluarga. Setiap individu memiliki karakteristik dan kepribadian yang unik. Dalam konteks ini, penting bagi setiap anggota keluarga untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan tersebut. 

Penerapan modot dapat membantu mengurangi konflik yang biasanya timbul akibat perbedaan pandangan. Sebagai contoh, dalam pengambilan keputusan, melibatkan semua anggota untuk memberikan pendapat mereka dapat menjadi cara yang efektif untuk mencapai kesepakatan. Dengan begitu, setiap orang merasa diperhatikan, dan rasa saling percaya dalam keluarga semakin terbangun.

Mlebu : Keterlibatan Aktif

Mlebu berarti keterlibatan aktif setiap anggota keluarga. Dalam sebuah keluarga, setiap individu harus merasa terlibat dan memiliki tanggung jawab. Keluarga yang sehat adalah keluarga di mana setiap anggota berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama. Ini bisa meliputi tugas rumah tangga, mendukung satu sama lain dalam pendidikan, atau berbagi beban emosional.

Keterlibatan aktif membantu memperkuat ikatan antara anggota keluarga. Ketika setiap orang merasa bahwa mereka memiliki peran yang berarti, rasa memiliki akan semakin meningkat. Ini menciptakan semangat kerja sama dan gotong royong yang sangat diperlukan dalam kehidupan keluarga.

Metu: Siap Menghadapi Tantangan

Akhirnya, prinsip metu mengisyaratkan pentingnya kesiapan untuk menghadapi tantangan di luar keluarga. Hidup tidak selalu berjalan mulus; ada berbagai tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Keluarga yang baik adalah keluarga yang mampu saling mendukung dalam menghadapi tantangan tersebut.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip sebelumnya—merendahkan hati, menjaga kehangatan, menerima perbedaan, dan keterlibatan aktif—keluarga akan lebih siap untuk menghadapi situasi sulit. Ini termasuk masalah finansial, kesehatan, atau konflik interpersonal. Ketika anggota keluarga merasa bahwa mereka memiliki dukungan satu sama lain, mereka akan lebih berdaya dalam menghadapi setiap masalah yang muncul.

Mengintegrasikan Falsafah dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengintegrasikan falsafah melumah, murep, modot, mlebu, dan metu dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan kesadaran dan komitmen yang kuat, setiap keluarga dapat menerapkan nilai-nilai ini untuk membangun kehidupan yang lebih baik. 

Setiap anggota keluarga harus berusaha untuk memahami dan menginternalisasi prinsip-prinsip ini. Ini bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti berbicara dengan sopan, menghargai pendapat orang lain, atau sekadar meluangkan waktu untuk bersama. Dengan perlahan-lahan menerapkan nilai-nilai ini, keluarga akan semakin harmonis dan bahagia.

Kesimpulan

Falsafah Jawa yang meliputi melumah, murep, modot, mlebu, dan metu memberikan kerangka kerja yang kuat untuk membangun keluarga bahagia dan sejahtera. Dalam dunia yang semakin kompleks, nilai-nilai ini menjadi pedoman yang relevan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan keluarga. 

Dengan mengedepankan nilai-nilai ini, kita tidak hanya menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Keluarga yang sejahtera adalah fondasi bagi masyarakat yang kuat. Oleh karena itu, mari kita terapkan falsafah ini dalam kehidupan sehari-hari dan berupaya membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. (humas apri lamtim)

Share | | | |