
Inspirasi
Azab Mengintai: Dosa dan Konsekuensi Bagi yang Mengingkari Kewajiban Membayar Utang
16 Jan 2025 | 9680 | PC APRI Lampung Timur | Biro Humas APRI Lampung
Azab Mengintai: Dosa dan Konsekuensi Bagi yang Mengingkari Kewajiban Membayar Utang
Oleh: [H. Kasbolah, M. Pd.]
Membayar utang adalah kewajiban yang tidak bisa ditunda oleh setiap Muslim. Dalam ajaran Islam, utang merupakan suatu tanggung jawab besar yang tidak hanya berhubungan dengan kehidupan duniawi, tetapi juga memiliki dampak serius di akhirat. Salah satu rujukan utama mengenai utang dapat ditemukan dalam Al-Qur'an, tepatnya pada Surat Al-Baqarah ayat 282, yang mengatur pentingnya mencatat transaksi utang-piutang, sekecil apapun nominalnya.
1. Utang dalam Al-Qur'an: Surat Al-Baqarah Ayat 282
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلْ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِّنْهُ شَيْئًا..."
_"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis itu enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menuliskannya. Dan hendaklah orang yang berutang itu memberi pengakuan dengan jujur dan benar, serta takutlah kepada Allah." (QS. Al-Baqarah: 282)_
(QS. Al-Baqarah: 282)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap transaksi utang-piutang wajib dicatat dengan jelas, demi menghindari sengketa dan memudahkan pelunasan. Ini adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan bahwa hak setiap pihak terlindungi.
2. Azab di Akhirat bagi yang Tidak Membayar Utang
Orang yang tidak membayar utang akan menghadapi kesulitan besar, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَنْ يُؤَدِّيَهَا، أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَهَا يُرِيدُ إِتْلَافَهَا، أَتْلَفَهُ اللَّهُ"
_"Barang siapa yang mengambil harta orang lain dengan niat untuk mengembalikannya, maka Allah akan mengembalikannya. Namun, barang siapa yang mengambil harta orang lain dengan niat untuk merusaknya, maka Allah akan merusaknya." (HR. Ibnu Majah)_
(HR. Ibnu Majah, no. 2415)
Hadis ini menggambarkan dua kategori orang yang berutang: mereka yang berniat untuk melunasi utangnya, dan mereka yang mengingkari kewajiban ini. Bagi mereka yang tidak berniat untuk membayar utangnya, azab Allah di akhirat akan menanti.
3. Utang sebagai Penghalang Masuk Surga
Selain itu, dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa utang yang tidak dibayar bisa menjadi penghalang bagi seseorang untuk masuk surga:
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "ثَلاثَةٌ لَا يُدْخِلُونَ الجَنَّةَ: مَدْمِنُ خَمْرٍ، وَقَاطِعُ رَحِمٍ، وَمُدْبِرُ حَقِّهِ"
_"Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga: peminum khamar, pemutus hubungan silaturahmi, dan orang yang mengabaikan haknya (utang)." (HR. Tirmidzi, no. 1906)_
(HR. Tirmidzi, no. 1906)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa mengabaikan kewajiban membayar utang bukan hanya berdampak buruk di dunia, tetapi juga dapat menjadi penghalang bagi seseorang untuk masuk surga. Oleh karena itu, kewajiban ini seharusnya dipenuhi dengan sebaik-baiknya agar tidak mendapat azab yang mengerikan.
Penutup
Kewajiban membayar utang bukan hanya soal melunasi hutang di dunia, tetapi juga terkait dengan tanggung jawab spiritual di hadapan Allah SWT. Dalam ajaran Islam, utang dipandang sebagai beban yang harus segera dilunasi. Menunda-nunda atau mengingkari kewajiban membayar utang dapat membawa dosa yang besar dan azab yang berat di akhirat. Oleh karena itu, setiap Muslim harus dengan sungguh-sungguh menunaikan kewajiban ini agar tidak hanya menjaga hak orang lain, tetapi juga menjaga keselamatan diri di dunia dan akhirat.
Referensi:
1. Al-Qur'an Surat Al-Baqarah: 282
2. Hadis Riwayat Ibnu Majah, no. 2415
3. Hadis Riwayat Tirmidzi, no. 1906