APRI Sintang Ngopi bareng Tim Nakes membahas percepatan penurunan Stunting
06 Sep 2024 | 97 | Penulis : Biro Humas APRI Kalimantan Barat| Publisher : Biro Humas APRI Kalimantan Barat
Sintang - (APRI dan KUA Kayan Hilir) _ Dalam upaya mencegah stunting Kepala Kua Kec. Kayan Hilir Kabupaten Sintang Yuyu Wahyudin, S.Pd.I yang juga sekretaris PC APRI Sintang berkerjasama dengan Tim Nakes Puskesmas Nanga Mau Kabupaten Sintang mengadakan kegiatan diskusi bersama yang bertempat di Balai Nikah KUA Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang (05/09).
Kata pengantar dalam diskusi tersebut disampaikan oleh Khadirin,S.HI selaku Penghulu di kecamatan kayan Hulu Sintang. Kahdirin mengatakan bahwa tujuan kegiatan diskusi ini adalah untuk menyamakan persepsi terkait penanganan dan pencegahan stunting bagi Calon pengantin serta memahami bagaimana calon pengantin mengisi aplikasi elsimil.
Dalam sambutannya Yuyu Wahyudin selaku kepala KUA Kayan Hilir Kab. Sintang menjelaskan kepada peserta diskusi bahwa di KUA Kayan Hilir sudah menjadi agenda rutin melaksnakan bimbingan perkawinan ( Bimwin) bagi para calon pengantin. Dalam Bimwin tersebut senantiasa para calon pengantin akan mendapatkan informasi akan pentingnya untuk mengikuti bimwin karena calon pengantin mendapatkan banyak pengetahuan terkait persiapan yang harus dilakukan bagi calon pengantin sehingga menjadi bekal dalam mengarungi rumah tangga kelak.
Sementara itu dari Tim Nakes Puskesmas Nanga Mau Kabupaten Sintang menyampaikan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin. Menurutnya, Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak seusianya, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Stunting dapat terjadi karena asupan gizi yang tidak adekuat pada ibu selama kehamilan atau pada anak saat sedang dalam masa pertumbuhan.
Pemahaman terhadap bahaya Stunting sangat penting untuk calon pengantin, mereka harus melakukan prakonsepsi untuk calon anak lahir sehat dan tidak stunting. Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari 3 bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi (pertemuan antara sel telur wanita dan sel sperma pria).
Tim Nakes Puskesmas Nanga Mau Kabupaten Sintang menegaskan dalam diskusi tersebut bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius. Jelasnya.